KOMENTAR

BAGI para pecinta fesyen tradisional, nama Lulu Lutfi Labibi tak asing lagi. Ia adalah seorang desainer asal Yogyakarta yang dikenal dengan desain kain lurik yang khas.

Semasa kuliah, Lulu mengambil program studi kriya tekstil di Institut Seni Yogyakarta yang membuatnya teramat jatuh cinta pada kain nusantara. Ia pun mulai mengolah kain tradisional menjadi koleksi ready to wear sejak tahun 2012.

Dari awal, Lulu sangat menyukai Lurik dari Yogyakarta. Kain bermotif garis-garis yang selama ini dipakai sebagai pakaian luaran pria Jawa Tengah, oleh Lulu dikreasikan sedemikian rupa menjadi berbagai jenis pakaian. Lulu berhasil menyulap kain lurik menjadi busana yang menarik.

Selain lurik, pria kelahiran 1982 ini juga sering mengolah kain tradisional lain seperti Tenun Kupang, Batik Tulis, dan Batik Cap yang ia desain sendiri motifnya. Lulu juga telah menghadirkan koleksi khusus batik bertajuk “Malam”.

Inspirasi Lulu dalam berkarya adalah estetika Jepang. Salah satunya adalah konsep Wabi-Sabi yang artinya estetika yang menekankan keindahan pada ketidaksempurnaan. Secara tidak langsung, konsep ini telah melekat dan menjadi ciri khas dari setiap rancangan Lulu Lutfi Labibi.

Menurut Lulu, penerapan Wabi-Sabi seringkali hadir di luar konsep awal membatik. Dia justru menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan pada hal-hal yang kerap datang tidak terduga.

Lulu mencontohkan saat menemukan motif pecahan malam, itu bukanlah disengaja. Namun karena ada satu proses yang terlupakan,muncullah motif tersebut dengan retakan-retakan yang lebih indah dari yang direncanakan. Menurut Lulu, biasanya sangat sulit untuk mengulang motif batik yang tercipta dari ketidaksengajaan. Namun untuk motif pecahan malam, hal itu dapat diulang karena memang melewatkan satu proses dalam pembuatannya.

Tidak hanya pada motif batik, konsep Wabi-Sabi pun diterapkan lulu pada desain yang ia buat. Tidak seperti perancang kebanyakan yang memulai karya dengan menggambar sketsa, Lulu lebih senang langsung melilitkan kain yang dipakai kemudian menyematkan jarum pentul atau sering disebut dengan teknik draping.

Lulu sering menggunakan teknik draping, di mana kain dililit, ditumpuk, atau diikat dengan cantik. Eksplorasi yang kuat pada pembuatan busananya, lagi lagi menghadirkan konsep keindahan dalam suatu ketidaksempurnaan.

Dalam mengolah berbagai kain tradisional, Lulu juga kerap mengalami kesulitan. Berbagai kendala seperti kain yang terlalu tebal, terlalu tipis, atau tenunan kurang rapat dan ukuran lebar kain yang tidak sesuai. Selain itu, ketidaksiapan perajin untuk memproduksi dalam jumlah banyak dalam motif tertentu juga menjadi salah satu hambatan dalam mengolah kain tradisional.

Terkadang permintaan produksi yang tinggi tidak bisa diimbangi dengan tersedianya kain tenun dengan motif tertentu yang dipesan dari perajin. Kain yang paling sulit adalah kain dengan teknik pembuatan yang tinggi misalnya Tenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dari Kupang atau Batik Tulis di atas kain sutra ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Ditambah lagi teknik khusus agar tidak banyak memotong kain namun tetap dapat menghasilkan tampilan yang modern. Kendati demikian, Lulu dan tim tetap berusaha memberikan yang terbaik untuk para pecinta karya-karyanya.

Setiap koleksi yang Lulu buat selalu memiliki cerita di dalamnya. Bagi Lulu, tema yang dekat dalam keseharian adalah jembatan untuk mendekatkan karyanya sehingga tidak lagi berjarak dengan orang yang menikmatinya. Koleksi yang ia hadirkan merupakan rangkuman visual dan rasa.

Dalam pameran delapan tahun berkaryanya ‘Sewindu Bercerita’, Lulu mengolah perca lurik dan batik yang ia kumpulkan selama delapan tahun. Perca lurik dan batik dipotong kecil dan memanjang kemudian ditenun kembali.

Perca menyelusup di antara ketukan benang pakan dan lungsi yang dikerjakan dengan tangan dalam proses menenun ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Bagi Lulu, menyatukan perca adalah cara menenun kenangan dalam gulungan kain sehingga ia bisa membagi kenangan ini kepada semua orang yang memakainya.
 




Jadi Discover The Unseen Ikon Make Over, Isyana Sarasvati Pamerkan Lip Gloss Andalan

Sebelumnya

Makeup untuk Kulit Sensitif, Perhatikan 5 Hal Ini untuk Cegah Iritasi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA