Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menggunakan frasa
Calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menggunakan frasa "Insya Allah" dalam debat capres AS perdana/Net
KOMENTAR

DEBAT perdana calon presiden Amerika Serikat yang berlangsung di Cleveland, Ohio pada Selasa malam waktu setempat (29/9) penuh momen-momen menarik.

Salah satunya adalah ketika calon presiden dari Partai Demokrat Joe Biden menyebut frasa "Insya Allah".

Kata itu digunakan Biden saat "menekan" Trump soal isu pajak yang melekat padanya. Biden bertanya soal kapan publik Amerika Serikat akan melihat pengembalian pajak Trump yang telah lama dinantikan.

"Kapan? Insya Allah?" tanya Biden pada Trump.

Untuk diketahui, Insya Allah adalah bahasa Arab yang  memiliki arti "Jika Allah mengizinkan" atau "Kehendak Allah".

Komentator politik Wajahat Ali memastikan bahwa Biden memang mengatakan frasa "Insya Allah".

"Ya, Joe Biden mengatakan 'Insya Allah' selama debat 2020," tulis Ali.

CNN menulis bahwa ketika Biden menggunakan frasa itu dalam pertanyaannya, secara tersirat dia "menekan" Trump karena alasan waktunya yang tidak jelas dalam hal pengembalian pajak yang telah lama dijanjikan.

Pasalnya, Trump diketahui tidak pernah merilis pengembalian pajaknya ke publik. Ini adalah hal yang tidak sejalan dengan kandidat presiden dan petahana dari Partai Republik dan Demokrat sebelumnya.

Terlebih, awal pekan ini, The New York Times melaporkan bahwa Trump tidak membayar pajak penghasilan federal dalam 10 dari 15 tahun, mulai tahun 2000.

Meski begitu, di sisi lain ada juga pihak yang menilai penggunaan frasa "Insya Allah" yang digunakan Biden merupakan bentuk penghinaan dan menggambarkan stereotip budaya tentang dunia Muslim dan Arab.

Bagi banyak orang di dunia Muslim dan Arab, frasa tersebut mempertahankan tujuan spiritual aslinya. Frasa "Insya Allah" adalah bentuk pelepasan kendali atas yang tidak dapat dikendalikan.

Ini adalah pengakuan bahwa sementara seseorang akan mencoba untuk memenuhi tujuan mereka, mungkin ada keadaan seperti Tuhan yang mungkin menghalangi. Bagi banyak orang, mengucapkan frasa tersebut merupakan latihan kerendahan hati.

"Sangat mengecewakan bahwa hal terbaik dari kampanye Biden yang tampaknya dapat ditawarkan kepada Muslim Amerika di tengah peningkatan kekerasan Islamofobia adalah 'insya Allah' yang diterapkan secara tidak tepat dan tidak tepat dalam perdebatan," tulis aktivis politik Meriam Masmoudi di akun Twitternya.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News