KLAIM obat yang mampu atasi penyakit covid-19 kembali muncul. Beberapa waktu lalu Amerika Serikat mengaku pasien Covid-19 menunjukkan kondisi klinis usai diberi obat famotidine. Obat ini diketahui sebagai obat asam lambung.
The Sun menulis, famotidine terbukti mampu mempercepat pemulihan pasien dalam waktu 48 jam usai dikonsumsi. Karenanya, para dokter di negeri Adidaya itu mengklaim hasil tersebut cukup menjanjikan.
"Hasil dari seri kasus ini menunjukkan famotidine oral dosis tinggi dapat ditoleransi dengan baik dan dikaitkan dengan peningkatan hasil yang dilaporkan pasien yang dirawat di rumah sakit," jelas Profesor Tobias Janowitz dari Cold Spring Harbor Laboratory Cancer Center, New York, AS.
Namun diakui Prof Tobias, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengevaluasi famotidine. Hanya saja, gejala batuk dan sesak napas yang diderita pasien covid-19 menghilang dalam waktu 2 minggu.
Sementara itu, dikutip dari Cleveland, telah dilakukan ujicoba terhadap 1.620 pasien yang dirawat di rumah sakit. Ditemukan penurunan hingga 58 persen dalam kebutuhan untuk inkubasi di antara 84 pasien yang telah menggunakan famotidine selama 24 jam dirawat.
Studi retrospektif yang diterbitkan tanpa peer review ini mendasarkan temuan mereka pada tinjauan rekan medis. Oleh karenanya, peneliti tidak dapat mengendalikan beberapa faktor yang berpotensi meringankan.
Pemodelan ini menunjukkan famotidine mungkin mengikat dan mengganggu protein yang dihasilkan oleh virus corona, menghambat kemampuannya untuk masuk ke dalam sel dan bereplikasi.
"Ini benar-benar layak untuk dipelajari. Jarang dalam kedokteran melakukan sesuatu yang menyebabkan pengurangan kematian atau kebutuhan untuk inkubasi pada tingkat di atas 50 persen. Ketika mempelajari intervensi yang jelas bermanfaat, 10 persen membuat para peneliti bersemangat," kata seorang ahli pulmonologi MetroHealth Yasir Tarabichi.
Hal sama diungkapkan dr Adarsh Bhimraj, spesialis penyakit menular di Klinik Cleveland. "Saya terkejut dengan hasilnya. Tidak peduli soal tingkat keberhasilannya, saya hanya perlu melihat hasil uji klinis acak terkontrol sebelum mengambil kesimpulan. Saya berharap, tapi pada saat yang sama saya pikir kita harus skeptis dengan cara yang berpendidikan," ujar Bhimraj yang juga Ketua Panel Pedoman Covid-19 dari Masyarakat Penyakit Menular Amerika ini.
KOMENTAR ANDA