Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

PORNOGRAFI adalah gambar, sketsa, ilustrasi, foto, tulisan, suara, bunyi, gambar bergerak, animasi, kartun, percakapan, gerak tubuh, atau bentuk pesan lainnya melalui berbagai media komunikasi dan/pertunjukan di muka umum, yang memuat kecabulan/eksploitasi seksual yang melanggar norma kesusilaan dalam masyarakat.

Kecanduan adalah saat tubuh/pikiran kita dengan menginginkan/memerlukan sesuatu agar dapat bekerja dengan baik. Kecanduan juga bisa dipandang sebagai keterlibatan terus menerus dengan sebuah zat/aktivitas meskipun hal-hal tersebut mengakibatkan konsekuensi negatif.

"Ketika anak mulai mengenal pornografi, orangtua harus melakukan berbagai hal dalam memberikan pengertian tentang bahaya pornografi dan pemahaman mengenai organ seksual mereka, bukan malah mengecamnya. Selain pendidikan seks, orangtua juga perlu mengenalkan bahaya pornografi juga membatasi akses pada gawai," ujar Retno Lelyani Dewi, seorang trainer parenting, dalam Seminar Online: Pembelajaran di Rumah dan Risiko Paparan Konten Pornografi yang diselenggarakan Biro Psikologi Rumah Cinta, Minggu (9/8).

Dijelaskan Retno, ada 4 bahaya penting ketika anak terpapar konten pornografi.

1. Kecanduan

Konten pornografi yang muncul melalui iklan, media sosial, games, film, video klip, ataupun tontonan, awalnya akan membangkitkan rasa penasaran pada anak, bahkan saat tidak sengaja melihat sekalipun. Rasa penasaran inilah yang menjadi dorongan anak-anak untuk melihat lebih banyak konten pornografi lainnya.

Kecanduan ini dipicu oleh keluarnya hormon dopamin pada otak, yang kemudian menimbulkan perasaan bahagia ketika kembali menontonnya. Jika tidak segera dicegah, bukan tidak mungkin kecanduan ini terjadi pada anak. Bahkan dalam beberapa kasus, ada anak yang harus melakukan masturbasi sebanyak 7 kali.

2. Merusak Otak

Pornografi tentu saja merusak otak anak. Bagian otak depan yang disebut Pre Frontal Cortex (PFC) pada anak belum matang dengan sempurna. Jika bagian otak ini rusak, maka konsentrasi anak menurun, sulit memahami benar dan salah, sulit berpikir kritis, sulit menahan diri, sulit menunda kepuasan, dan sulit merencanakan masa depan.

3. Keinginan Mencoba dan Meniru

Konten pornografi yang dilihat anak baik sengaja ataupun tidak, membentuk suatu keinginan untuk mencoba dan meniru. Ini berkaitan dengan terpengaruh nya mirror neuron, yaitu sel-sel otak yang mampu membuat anak seperti merasakan atau mengalami apa yang ditontonnya. Inilah yang mendorong anak untuk mencoba dan meniru apa yang dilihatnya.

4. Mulai Melakukan Tindakan Seksual

Mencoba dan meniru, ini adalah tindakan yang dilakukan anak untuk mengatasi rasa penasarannya. Apalagi jika mereka sudah remaja, jika tidak diberikan pendidikan dan pemahaman seksual yang baik, keinginan-keinginan tersebut sulit dicegah.

 




Viral Pendidikan Karakter Anak ala Kang Dedi Mulyadi: Ketika Disiplin Diajarkan dengan Cara Tak Biasa

Sebelumnya

Peran Bijak Kakek dan Nenek dalam Pengasuhan Cucu, Kapan Boleh Mengintervensi?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting