Bilal Philips/Net
Bilal Philips/Net
KOMENTAR

MENJADI mualaf yang berguna untuk sesama muslim, sungguh luar biasa. Mencontoh Abu Ameenah Bilal Philips, ia berhasil memualafkan 3000 tentara yang berperang di Timur Tengah.

Awalnya, pria pemilik nama asli Dennis Bradley Philips ini adalah non muslim. Dia berdarah Jamaika, namun besar di Kanada. Dennis dulunya cinta sekali dengan music, bahkan sempat menjadi gitaris dan berkiblat pada Jimi Hendrix serta Bob Marley.

Saat kuliah di Universitas Simon Frasier, Kota Vancouver, Kanada, Dennis ngamen di berbagai klub dan kafe. Kegemarannya ini membuat ia memiliki kesempatan pergi ke berbagai Negara, termasuk Indonesia (1960).

Di Negara berpenduduk mayoritas Islam ini, Dennis mulai tertarik mempelajari Al Quran. Kembali ke negaranya pada 1972, lelaki berjanggut ini semakin getol mempelajari Islam. Ia menjadi sering berdiskusi dengan para cendikiawan muslim.

Tak perlu waktu lama, Dennis lalu mengucapkan dua kalimat syahadat. Sejak itu pula, dirinya memutuskan berhenti bermain musik. Kali ini, musik dianggapnya sudah tidak nyaman.

“Menjadi artis rentan terhadap perilaku dilarang Allah, seperti obat-obatan, seks bebas, perempuan, dan pergaulan salah. Saya tidak mau seperti itu lagi,” tegasnya.

Dennis lalu melanjutkan studi ke Universitas Islam Madinah di Arab Saudi. Lalu ia melanjutkan program master di Universitas Riyadh. Ia juga menjadi pembawa acara Why Islam di Channel Two, televise milik pemerintah Saudi.

Acara tersebut membuatnya semakin tertarik dengan agama Rasulullah ini. Keimanannya pun menjadi kuat dan ia mengembangkan bakat menulisnya. Beberapa buku yang ditulis di antaranya Poligami dalam Islam dan Prinsip dasar Iman dalam Islam.

Pada 1990-an, Dennis bekerja di departemen agama markas besar Angkatan Udara Arab Saudi di Ibukota Riyadh. Kala itu Perang Teluk sedang berkecamuk. Irak menginvansi Kuwait lantaran menolak menghapus utang luar negeri Saddam Hussein.

Kuwait kewalahan dan meminta bantuan Amerika Serikat, lalu membuat pangkalan di Arab Saudi. Nah, di situlah Bilal Philips mendapat tugas memberikan materi tentang Islam kepada para tentara. Hasilnya sungguh mengejutkan, sekitar 3000 serdadu Amerika masuk Islam.

Usai Perang Teluk, Philips dikirim ke AS untuk mendampingi para tentara mualaf tersebut. Ia mendapat bantuan dari tentara Islam untuk membuat konferensi dan kegiatan. Hasilnya adalah sebuah mushala di seluruh pangkalan militer mereka.

Bilal lalh hijrah ke Filipina dan mendirikan pusat informasi di Mindanao. Pada 1994 ia mendapat undangan bergabung dengan lembaga amal Dar Al Ber di Dubai, Uni Emirat Arab.

Di sana ia membentuk pusat informasi Discover Islam di Kota Karama. Proyeknya kali ini mengundang ulama dari berbagai negara. Dalam waktu 5 tahun, Bilal membuat 15 ribu orang dari seluruh penjuru dunia mengucapkan dua kalimat syahadat.




Menyikapi Toxic People Sesuai Anjuran Al-Qur’an

Sebelumnya

Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur