MEMPERINGATI 27 tahun Reformasi 1998, para aktivis lintas generasi menggelar sarasehan bertajuk "Dari Demokrasi Politik Menuju Transformasi Demokrasi Ekonomi" di Jakarta, Rabu (21/5). Acara ini menjadi ruang refleksi sekaligus ajakan untuk mendorong pemerataan keadilan ekonomi di tengah kemajuan demokrasi politik Indonesia.
Koordinator fasilitator acara, Haris Rusly Moti—aktivis 1998—menyatakan bahwa meskipun demokrasi politik telah tercapai melalui pemilu dan kebebasan berpendapat, demokrasi ekonomi masih tertinggal jauh. Ia menekankan pentingnya akses masyarakat terhadap sumber daya ekonomi negara, bukan hanya sebatas kebebasan memilih dalam pemilu.
“Kita ingin kebebasan politik tidak hanya berhenti di TPS, tapi juga menyentuh kesejahteraan rakyat lewat akses ekonomi,” tegas Haris.
Haris juga menggarisbawahi bahwa Reformasi 1998 bukan hasil kerja satu generasi. Perjuangan itu sudah dimulai sejak dekade 1970-an, dengan generasi 1998 berperan dalam memfinalisasi gerakan yang telah lama berlangsung. Menurutnya, kejatuhan Soeharto terjadi seiring melemahnya kekuasaan Orde Baru yang terlalu terpusat pada satu sosok.
Aktivis senior Hariman Siregar, tokoh Peristiwa Malari 1974, memaparkan bahwa demokrasi Indonesia kini tergolong matang secara formal. Hal ini terlihat dari transisi kekuasaan yang berlangsung damai. Namun, ia menilai demokrasi belum dijalankan secara menyeluruh dalam kehidupan sehari-hari. “Kalau prinsip demokrasi tak kita praktikkan, sulit bicara soal demokrasi ekonomi,” ujarnya.
Acara ini turut dihadiri tokoh nasional, mulai dari wakil menteri hingga pengamat politik dan aktivis berbagai generasi. Di antaranya, Ketua Komisi III DPR RI Habiburokhman, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono, Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer, Ketua Umum Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Pembaruan Jumhur Hidayat, juga pengamat politik Rocky Gerung, dan para aktivis lintas generasi lainnya.
Sayangnya, dua pembicara kunci yang dijadwalkan hadir, Puan Maharani (PDI-P) dan Sufmi Dasco (Gerindra), batal datang namun tetap memberikan pesan dukungan.
KOMENTAR ANDA