Utusan Khusus Presiden Hashim S Djojohadikusumo berbicara di COP29 (12/11) di Azerbaijan. (ANTARA)
Utusan Khusus Presiden Hashim S Djojohadikusumo berbicara di COP29 (12/11) di Azerbaijan. (ANTARA)
KOMENTAR

DALAM COP29 yang diselenggarakan di Baku, Azerbaijan pada 11 - 22 November 2024, Indonesia di menegaskan untuk melanjutkan semua komitmen terkait aksi iklim yang sudah disepakati oleh pemerintahan sebelumnya.

"Saya mewakili Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pesannya. Presiden berkomitmen untuk meningkatkan aksi iklim Indonesia dan melanjutkan kebijakan yang ditetapkan oleh presiden sebelumnya," demikian dikatakan Utusan Khusus Presiden Hashim S Djojohadikusumo di depan para kepala negara dalam konferensi perubahan iklim PBB/Conference of the Parties (COP 29), Selasa (12/11) seperti dilaporkan ANTARA.

Dalam pesan nasional tersebut, Hashim menyatakan bahwa Presiden Prabowo mempunyai visi pertumbuhan ekonomi delapan persen per tahun dan memastikan pembangunan yang ramah lingkungan, berketahanan, dan inklusif bagi seluruh rakyat.

"Visi ini menentukan misi kami untuk mengurangi emisi gas rumah kaca menuju net zero pada tahun 2060 atau lebih cepat dan menghindari satu miliar ton emisi karbon dioksida," tegas Hashim.

Di antara upaya yang dilakukan adalah dengan menjalankan pembangunan berbasis energi terbarukan dengan tambahan 75 persen kapasitas pembangkit listrik. Ada pula jalur transmisi cerdas sepanjang 70.000 kilometer yang siap dibangun untuk menyalurkan energi ke seluruh pulau utama dan paling padat.

Selanjutnya, energi bersih yang terjangkau akan disediakan untuk mempercepat pertumbuhan, menciptakan lebih banyak lapangan kerja, menjamin ketahanan pangan, serta mengentaskan kemiskinan demi kesejahteraan masyarakat sekaligus menyeimbangkan pertumbuhan, lingkungan hidup, dan keberlanjutan.

Selain itu, 12 juta hektar hutan yang rusak parah akan ditanam kembali, merevitalisasi lahan terdegradasi untuk meningkatkan produksi pangan, melindungi laut demi kesejahteraan ekonomi biru, dan memberdayakan masyarakat lokal untuk ketahanan iklim dan pekerjaan ramah lingkungan yang berkualitas.

Dipaparkan Hashim, berbagai upaya tersebut memerlukan tiga faktor pendukung yaitu kerangka kebijakan pertumbuhan ekonomi hijau komprehensif, Investasi senilai 235 miliar dolar, serta kolaborasi secara global.

Beberapa perusahaan multinasional telah menyatakan minat yang tinggi terhadap proyek bernilai miliaran dolar tersebut.

"Kami selanjutnya berkomitmen untuk mengembangkan pasar karbon yang kuat, dimulai dengan mengoptimalkan 557 juta ton kredit karbon terverifikasi di Indonesia. Kita harus bekerja sama untuk memberikan masa depan yang lebih baik bagi generasi penerus kita," pungkas Hashim.




LSPR Buka Program Studi Pendidikan Khusus Fakultas Keterampilan Khusus

Sebelumnya

Medan Dilanda Banjir Akibat Luapan 3 Sungai

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News