GUNUNG Jayawijaya merupakan gunung tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 4.884 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Jayawijaya juga dikenal sebagai Gunung Cartenz Pyramid.
Gunung berada di Provinsi Papua yang membentang luas hingga negara Papua Niugini di Pulau Irian. Banyak juga pendaki baik dari Indonesia maupun luar negeri yang datang dan tertarik untuk menaklukan Puncak Jayawijaya.
Berikut ini 3 fakta menarik tentang Jayawijaya yang Farah himpun dari berbagai sumber.
Memiliki salju
Indonesia merupakan negara beriklim tropis dan membentang di atas garis khatulistiwa. Sering tidak mendukung jika ada salju dan tidak semua puncak terdapat salju. Namun kini, gletser atau bongkahan es yang besar di Puncak Gunung Jayawijaya mulai menipis akibat perubahan iklim meningkatkan suhu atmosfer yang menyebabkan udara di sekitar gletser menghangat.
Gunung tertinggi di Indonesia
Gunung Jayawijaya adalah gunung tertinggi di Indonesia. Bersama Jayawijaya, ada pula Gunung Kerinci (Jambi) ketinggian 3.805 mdpl, Gunung Rinjani (Nusa Tenggara Barat) tinggi 3.726 mdpl, Gunung Semeru (Jawa Timur) tinggi 3.676 mdpl, dan Gunung Slamet (Jawa Tengah) ketinggian 3.428 mdpl.
Masuk dalam Seven Summits Puncak Jayawijaya termasuk ke dalam tujuh puncak tertinggi di dunia bersama Gunung Mount Everest di Asia (8.848 mdpl), Gunung Kilimanjaro di Afrika (5.895 mdpl), Gunung Elbrus di Eropa (5.642 mdpl).
Banyak pendaki luar negeri dan banyak pendaki dalam negeri juga mendaki Gunung Cartenz. Mereka memanfaatkan mendaki Gunung Cartenz cuaca di Indonesia yang lebih hangat. Setiap bulan September hampir November curah hujan tidak lebih tinggi dibandingkan bulan Desember -Januari.
Lokasi pendakian termahal
Kelompok beranggotakan lima orang menghabiskan biaya sekitar Rp55 juta per orang. Besaran biaya itu untuk transportasi menuju Papua dan menyewa pesawat dari Nabire ke Desa Sugapa, Kecamatan Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Mahalnya biaya pendakian juga letak gunung yang sulit dijangkau. Tetapi dari Jakarta, harus menggunakan pesawat menuju Nabire selama enam jam. Biaya itu juga untuk membayar porter yang rata-rata Rp7-8 juta sekali perjalanan.
KOMENTAR ANDA