Pengeboman Gaza/AFP
Pengeboman Gaza/AFP
KOMENTAR

YAHUDI memang biang kerok fitnah. Jangankan bangsa Palestina yang menderita tapi dicap teroris, nun jauh berabad-abad sebelumnya kaum Yahudi terlebih dulu menimpakan fitnah kepada Allah.

Ya, jangankan manusia, bahkan Tuhan pun menjadi sasaran fitnah mereka. Kaum Yahudi menuduh tangan Allah terbelenggu.

Surat Al-Maidah ayat 64, yang artinya, “Orang-orang Yahudi berkata, ‘Tangan Allah terbelenggu (kikir).” Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu. Mereka dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan. Sebaliknya, kedua tangan-Nya terbuka (Maha Pemurah).

Sayyid Quthb pada Tafsir Fi Zhilalil Qur`an Edisi Istimewa Jilid 6 (2022: 114) menguraikan:

Sebagai contoh perkataan dosa mereka dalam bentuknya yang amat buruk, Al-Qur’an menceritakan perkataan kaum Yahudi yang tercela, “Orang-orang Yahudi berkata, tangan Allah terbelenggu.” (arti Al-Maidah ayat 64) Begitu jeleknya kaum Yahudi menggambarkan Allah Yang Mahasuci.

Al-Qur’an banyak menceritakan penggambaran kaum Yahudi yang seperti itu. Mereka berkata ketika diminta memberi nafkah, “Sesungguhnya Allah itu miskin, sedang kami adalah orang-orang kaya.”

Fitnah keji kepada Tuhan menjadi bagian perkara buruk yang dilakukan Yahudi, bahkan sebelumnya mereka menuduh Tuhan itu miskin. Ini benar-benar keterlaluan!

Tidak mungkin Allah punya tangan seperti manusia, apalagi sampai terbelenggu. Lalu apa maksudnya dengan tangan Allah terbelenggu?

Sayyid Quthb (2022: 114-115) menerangkan:

Mereka berkata pula, “Tangan Allah terbelenggu”, sebagai alasan mereka untuk berbuat bakhil. Karena Allah -menurut anggapan mereka- tidak memberi kepada manusia dan tidak memberi kepada mereka kecuali hanya sedikit, maka bagaimana mungkin mereka mampu berinfak?

Betapa kasarnya perasaan mereka, betapa kerasnya hati mereka. Mereka mengungkapkan kebakhilan secara langsung dengan maknanya yang amat buruk dan penuh dusta. Mereka memilih perkataan yang sangat buruk, kasar, dan penuh kekufuran, yaitu dengan mengatakan, “Tangan Allah terbelenggu!

Kemudian datanglah sanggahan terhadap mereka dengan menegaskan bahwa sifat ini adalah sifat mereka. Juga menegaskan bahwa mereka itu terlaknat dan terjauh dari rahmat Allah, sebagai balasan atas perkataan mereka, “Sebenarnya tangan merekalah yang dibelenggu, dan merekalah yang dilaknat disebabkan apa yang telah mereka katakan itu.”

Begitulah karakter kaum Yahudi. Merekalah makhluk Allah yang paling bakhil untuk menginfakkan hartanya! Kemudian Al-Qur'an meluruskan pandangan yang rusak dan sakit itu. Juga menyifati Allah Yang Mahasuci dengan sifat kepemurahan-Nya, yang melimpahkan karunia-Nya kepada hamba-hamba-Nya tanpa perhitungan.

“(tidak demikian), tetapi kedua tangan Allah terbuka. Dia menafkahkan sebagaimana Dia kehendaki.” Pemberian-pemberian Allah yang tidak ditahan-tahan dan tidak ada habis-habisnya kepada makhluk-Nya itu sangat jelas terlihat oleh mata, yakni, sebagai saksi keterbukaan kedua tangan-Nya (kedermawanan-Nya), karunia-Nya yang melimpah, dan pemberian-Nya yang amat banyak disebut-sebut oleh setiap lisan.

Akan tetapi, kaum Yahudi tidak melihatnya karena disibukkan oleh kerakusan, ketamakan, kekufuran, pengingkaran, dan ketololannya hingga terhadap hak Allah sekalipun.

Fitnah Yahudi bahwa tangan Allah terbelenggu adalah tuduhan keji bahwa Tuhan itu kikir. Padahal Allah sudah melimpahkan banyak sekali rezeki bagi semua makhluk-Nya. Jadi tuduhan keji itu mereka karang supaya kaum Yahudi tidak perlu bersedekah. Jadi sebenarnya mereka itulah yang sangat pelit, lalu untuk menutup aibnya kaum Yahudi menuduh tangan Tuhan terbelenggu atau bakhil.

Dengan penjelasan Al-Qur’an ini, hendaknya kita bisa memahami betapa kacau dunia ini oleh fitnah Yahudi, sehingga Tuhan pun tega mereka fitnah. Oleh sebab itu, waspadalah dengan segala macam fitnah, apalagi fitnah Yahudi. (F)




Assalamualaikum dan Semangat Mulia yang Menaunginya

Sebelumnya

Tafsir Keadilan Gender di Antara Mukmin Perempuan dan Mukmin Laki-laki

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tafsir