Motor layanan jemput sampah yang dibeli dari aplikasi JekNyong Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah/Net
Motor layanan jemput sampah yang dibeli dari aplikasi JekNyong Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah/Net
KOMENTAR

INDONESIA perlu berbangga hati. Di tengah cuaca buruk di sejumlah kota-kota besar seperti Jakarta, Depok, Tangerang dan Bekasi, serta rumitnya permasalahan pengelolaan sampah, salah satunya di Kota Bandung, masih ada satu daerah yang mendapatkan penghargaan luar biasa atas upayanya mengelola limbah rumah tangga.

Daerah itu adalah Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) baru saja menobatkan Banyuwangi sebagai daerah dengan pengelolaan sampah terbaik di Asia Tenggara. Bahkan UN Capital Development Fund PBB mendorong 8 negara ASEAN untuk belajar cara pengelolaan limbah rumah tangga ini ke Banyumas.

Ya, warga Kabupaten Banyumas tidak hanya pandai mengolah sampah, tetapi mampu menyulap sampah menjadi pendapatan. Sampah di Banyumas diolah menjadi beragam produk, misalya sampah organik diproduksi untuk maggot, sampah anorganik dicacah menjadi RDF yang kemudian dikirimkan ke pembangkit listrik di Cilacap.

Yang paling keren, warga Kabupaten Banyumas mengolah sampah-sampah tersebut menjadi paving block. Lalu, memberikan kesempatan kepada warga untuk menjual sampah mereka dengan harga yang cukup tinggi. Misalnya, besi padat dihargai Rp2.000 per kilogramnya, sampah kaleng Rp1.000 per kilogram, sampah kantong semen Rp1.500 per kilogram, dan masih banyak lagi.

Pemkab Banyumas membeli sampah milik warga ini melalui aplikasi JekNyong, yaitu suatu aplikasi khusus yang dibuat oleh pemerintah sebagai wadah warga menjual sampah-sampahnya. Teknisnya, sampah yang sudah dipilah akan dijemput di rumah.

Saat ini sudah lebih dari 5.000 warga Banyumas yang menggunakan aplikasi ini untuk menjual sampah-sampah mereka.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Rosa Vivien Ratnawati mengatakan, Banyumas itu luar biasa. Menurutnya, Presiden Joko Widodo dan Menteri LHK Siti Nurbaya melihat bahwa praktik yang ada di Banyumas ini bisa direplikasikan dalam skala besar.

KLHK sendiri kini sedang mengembangkan industrialisasi pengolahan sampah, karena sampah menjadi bahan baku sehingga industri yang menerima harus dikembangkan di berbagai tempat agar sampah itu bisa dikelola dan menghasilkan keuntungan.

Saat ini, pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas dapat meningkatkan pendapatan warga dan pengelola sebesar Rp 1 juta hingga Rp1,3 juta per bulan. Warga dibantu oleh Pertamina dan menjadi mitra binaan sejak 2020. Pertamina sendiri memberikan dukunga berupa peralatan dan pendampingan.




Bintang Puspayoga: Angka Perkawinan Anak Menurun dalam Tiga Tahun Terakhir

Sebelumnya

Lebih dari 200 Rumah Rusak, Pemerintah Kabupaten Garut Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi Selama 14 Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News