Ilustrasi anak stunting/Net
Ilustrasi anak stunting/Net
KOMENTAR

STUNTING atau kondisi gagal tumbuh pada balita masih banyak ditemukan di Indonesia. Terutama, di daerah-daerah terpencil dan pulau terluar yang ada di tanah air. Pemerintah pusat telah menganggarkan dana khusus agar stunting bisa diatasi sesuai dengan target prevalensi Presiden Joko Widodo turun hingga 14 persen di tahun 2024.

Bila dilihat dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, stunting terjadi akibat kurang gizi dalam jangka panjang, paparan infeksi berulang, dan kurang stimulasi. Penyebab lainya, masih di laman sama menyebutkan, stunting juga dipengaruhi status kesehatan remaja, ibu hamil, pola makan balita, serta faktor ekonomi, budaya dan lingkungan termasuk sanitasi dan akses terhadap layanan kesehatan.

"Anak stunting pertumbuhan badannya terganggu sehingga tinggi badannya di bawah rata-rata anak seusianya. Namun persoalan stunting lebih dari sekadar tubuh pendek," dilansir, Kamis (15/6)

Namun apa jadinya bila anggaran stunting di daerah banyak digunakan untuk rapat dan perjalanan dinas oleh pemerintah setempat?

Orang nomor satu di Indonesia tersebut menemukan sebagian besar anggaran untuk penanganan stunting dipakai untuk rapat dan perjalanan dinas. Tak menutup kemungkinan, anggaran yang tadinya untuk memenuhi kebutuhan gizi serta pemberian nutrisi seimbang buat anak menjadi tidak sampai kepada masyarakat yang membutuhkan guna pencegahan Stunting.

Untuk diketahu, Stunting bukanlah persoalan sepele dan hanya berkutat pada tubuh pendek anak. Dampak lainya bagi yang menderita rata-rata mempengaruhi IQ rendah serta berpikir lambat. Sehingga kesulitan menerima atau menangkap pelajaran yang diberikan guru di sekolah.

Pada umumnya, penderita Stunting baru ketahuan saat anak berusia 3 bulan. Pengaruh besarnya, bila si anak telah beranjak dewasa, selain perkembangan fisik bermasalah, sistem kekebalan tubuh dan perkembangan otak juga bermasalah.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News