@randaafattah
@randaafattah
KOMENTAR

RANDA Abdel Fattah adalah perempuan keturunan Palestina-Mesir yang dibesarkan di Melbourne, Australia.

Sejak kecil, Randa hobi menulis. Dia membaca Matilda karya Roald Dahl yang menginspirasinya membuat novel. Lalu di usia 18 tahun, Randa menghasilkan draf pertama Does My Head Look Big in This? yang kemudian menjadi debutnya sebagai penulis profesional.

Randa mengantongi gelar Bachelor of Arts dan Bachelor of Law, keduanya dari University of Melbourne. Randa adalah Petugas Penghubung Media di Dewan Islam Victoria, sebuah peran yang memberinya kesempatan menulis untuk surat kabar juga terlibat dengan media sebagai representasi Muslim. Randa menyelesaikan PhD-nya tentang Islamophobia.

Dia adalah pembela HAM yang bersemangat. Ia terlibat sebagai sukarelawan di berbagai organisasi pembela HAM dan pekerja migran, di antaranya adalah Dewan Arab Australia, Dewan Kesejahteraan Perempuan Islam, dan HAM Palestina. Ia pun sangat antusias untuk dialog antaragama dan menjadi anggota di sejumlah jaringan antaragama.

Tak heran bila perempuan kelahiran 6 Juni 1979 ini seringkali dimintai komentar oleh media tentang isu terkait Palestina, Islam, maupun Muslim Australia.

Di stasiun televisi saja, wajahnya kerap wara-wiri di Insight (SBS), First Tuesday Book Club (ABC), Sunrise (Seven Network), juga 9am (Network Ten).

Randa juga menjadi tamu rutin yang datang ke sekolah-sekolah di seluruh Australia untuk berbicara tentang bukunya yang mengangkat isu keadailan sosial.

Tak hanya di dalam negeri, ia pun pernah diundang ke festival buku di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 2008 dan Gothenburg, Swedia tahun 2007. Ia juga menggelar tur bukunya di Brunei Darussalam dan Inggris.

Dalam dunia penulisan, namanya kian berkibar setelah Coming of Age in the War on Terror yang terbit tahun 2012 mendapat Penghargaan Utama Victoria 2022 untuk kategori Nonfiksi juga Penghargaan Sastra Premier NSW.

Randa mendefinisikan dirinya sebagai feminis yang aktif mengkritik kondisi perempuan di Arab Saudi, terutama tentang hak-hak yang harus mereka dapatkan.

Randa menolak untuk membahas lebih dalam tentang cadar, karena baginya, masih banyak hal penting yang mesti diperjuangkan.

"Saya muak berbicara tentang cadar, tentang bagaimana perempuan Muslim didefinisikan dari pakaian mereka. Saya benar-benar muak dengan wacana yang terus-menerus berkutat pada penampilan perempuan Muslim," tegasnya.




Memaknai Hakikat Perempuan Hebat dari Sosok Mooryati Soedibyo: Empu Jamu Indonesia hingga Menjadi Wakil Rakyat

Sebelumnya

Mooryati Soedibyo Tutup Usia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women