Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

SEBENTAR-sebentar nangis, minta ini itu tidak dituruti juga menangis, atau kesenggol sedikit sama si kakak, nangis juga. Duh, kesel gak sih Bunda?

Menangis memang menjadi bahasa pertama bagi anak. Saat mereka bayi, tangisannya menunjukkan ada sesuatu yang sedang terjadi. Bisa mengompol, lapar, atau lainnya.

Bagaimana jika sudah besar? Menangis tiba-tiba saja dijadikan hobi oleh anak untuk mendapatkan yang diinginkannya. Tentu saja Bunda tidak mau anak tumbuh menjadi cengeng, bukan?

Ada 5 pola asuh yang bisa Ayah Bunda contoh untuk mendidik anak agar tidak tumbuh menjadi cengeng.

1. Kenali karakter si kecil
Penting untuk mengenali karakter si kecil. Bagaimana caranya? Perhatikan saat anak bermain dengan temannya. Apakah anak mudah tersinggung? Jika iya, kemungkinan anak memiliki perasaan yang halus dan sensitif. Apabila sudah tahu, maka Bunda akan lebih mudah menentukan pola asuh yang tepat untuk si kecil, agar tidak mudah menangis (cengeng).

2. Jangan berteriak
Pernah tidak Bunda berteriak saat melihat anak terjatuh atau melakukan kesalahan? Jika ya, mulai sekarang coba hentikan teriakan itu. Tahu tidak, teriakan Bunda justru menjadi pemicu anak menangis.

Malah bisa jadi, tangisan akibat teriakan itu lebih kencang ketimbang rasa sakitnya akibat terjatuh. Tak hanya itu, lama kelamaan anak akan terbiasa menangis bila terjatuh. Itulah yang membuat si kecil menjadi cengeng.

3. Jangan menakut-nakuti
Seringkali orangtua menakut-nakuti anak agar berhenti menangis. Misalnya," Udah, berhenti nangisnya. Nanti ditangkap polisi, loh!"

Pola asuh seperti ini justru membuat anak tidak hanya semakin cengeng, tetapi juga penakut. Daripada berbuat demikian, ada baiknya Bunda memberikan waktu anak untuk menangis. Buat anak senyaman mungkin agar tangisannya reda, contoh Bunda memeluknya. Setelah tangisnya selesai, tanyakan apa penyebabnya menangis.

4. Jangan terpancing strategi anak
Pernah tidak Bunda menuruti kemauan anak yang menangis? Maksudnya sih sederhana, agar si kecil segera menghentikan tangisannya.

Tapi tahu tidak Bunda, karena seringnya Bunda berpikir sesederhana itu, anak justru menjadikan tangisannya sebagai senjata agar kemauannya dipenuhi.

Jadi, ada baiknya mulai sekarang tidak terpancing strategi seperti itu, ya Bunda. Jika anak sudah besar dan masih bersikap demikian, coba ajak bicara. Berikan konsekuensi jika tangisannya tak juga reda.

5. Perhatikan tontonan anak
Ini yang kekinian, masa pandemi membuat anak semakin dekat dengan gadget dan malah menjadikannya "teman akrab". Bisa jadi nih Bunda, kebiasaan cengeng anak didapat dari tontonannya di channel YouTube.

Di sini Bunda harus benar-benar ekstra perhatian dan memberikan pengertian atas tontonan anak tersebut.

Jadi Bunda, kebiasaan cengeng si kecil masih bisa kita perbaiki dengan pola asuh yang tepat. Kenali sifat anak, jangan mudah terpancing oleh rengekannya, dan selalu berikan perhatian agar anak semakin dekat dengan orangtuanya.

 




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting