Ilustrasi anak dengan dugaan TBC/Freepik
Ilustrasi anak dengan dugaan TBC/Freepik
KOMENTAR

TUBERKULOSIS atau TBC menjadi perbincangan yang serius, mengingat gejalanya seringkali tidak spesifik dan sangat membahayakan anak. TBC adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tuberculosis yang menyerang organ paru-paru namun bisa mengenai organ lain seperti selaput otak, usus, kelenjar getah bening, ginjal, tulang, dan kulit.

Anak adalah kelompok paling rentang terserang TBC. Penularan TBC pada anak dapat melalui udara dari pasien TBC ke orang yang ada di sekitarnya. Bisa juga melalui percikan air ludah pasien saat batuk, bicara, atau bersin tanpa menutup mulut dan hidung, atau tanpa menggunakan masker.

Meskipun seringkali tidak spesifik, namun secara umumnya gejalanya dapat tampak secara fisik pada seorang anak, seperti berat badan yang terus turun atau tidak naik dalam dua bulan terakhir, demam lebih dari dua minggu atau berulang tanpa sebab, suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, batuk yang semakin parah dan tidak membaik meski telah diberikan antibiotik, tidak aktif, serta munculnya benjolan di kelenjar daerah leher rahang bawah, ketiak, dan selangkangan.

Mencegah penularan TBC pada anak

TBC pada anak bisa disembuhkan dengan pengobatan yang tepat. Jika obat tidak diminum dengan disiplin dan tuntas, maka dapat berisiko menjadi TBC resistan atau kebal obat. Karenanya, lakukan pencegahan penularan TBC pada anak dengan cara berikut ini:

  • Lakukan vaksinasi BCG pada bayi baru lahir.
  • Berikan asupan gizi seimbang untuk menjaga kekebalan tubuh anak.
  • Jauhi sumber penularan. Telusuri, apakah ada anggota keluarga yang sedang mengidap TBC.
  • Lakukan terapi pencegahan TBC (TPT) kepada anak yang memiliki kontak dengan pengidap TBC dan tinggal satu rumah.
  • Jaga lingkungan rumah tetap bersih, tidak lembab, dan pastikan sinar matahari dapat masuk ke dalam rumah dengan sempurna.

Perlu diingat, tidak semua obat TBC untuk dewasa dapat digunakan pada anak. Umumnya anak-anak tidak diberikan OAT jenis ethambutol, karena bisa berdampak bagi penglihatannya.

Hingga saat ini, Indonesia masih merupakan salah satu negara dengan kasus TBC terbanyak di dunia. Melalui berbagai program pemerintah dan penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeliharaan Kesehatan, diharapkan jumlah penderitanya bisa menurun.

Intinya terletak pada menjalani pengobatan hingga tuntas, sesuai durasi yang ditentukan dokter. Penyakit ini bisa ditangani oleh dokter anak atau dikter anak ahli penyakit infeksi tropis.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health