Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

CENTRAL of productivity. Itulah julukan rumah kita sejak pandemi Covid-19 melanda dunia.

Ayah bekerja dari rumah. Kakak dan adik belajar dari rumah. Ibu pun berkreasi dari rumah.
Rumah kita bukan lagi sekadar istana kita. Rumah kita bukan lagi rumah biasa. Segala kegiatan hidup kita berpusat di rumah. Urusan rumah tangga hingga urusan profesional semua dilakukan dari rumah. Dengan keharusan #dirumahaja, kita memang dituntut untuk produktif dan kreatif dari rumah.

Karena social distancing merupakan satu kunci mencegah penyebaran Covid-19, kita tidak boleh gegabah masuk ke kerumunan sekalipun PSBB sudah dilonggarkan. Perusahaan-perusahaan yang memberlakukan protokol kesehatan juga tidak memperkenankan seluruh karyawan masuk dalam satu waktu. Itu berarti, para ayah masih menjalani work from home dalam waktu-waktu tertentu

Bagaimana agar rumah bisa menjadi pusat produktivitas keluarga yang menyenangkan?

#Pastikan setiap orang punya spot produktif masing-masing. Idealnya, kita memiliki satu ruang yang berfungsi sebagai home office untuk ayah dan satu ruang yang diperuntukkan untuk home class untuk anak.

Tapi jika memang tidak ada ruang luang yang tersedia, kita bisa ‘membangun’ sendiri spot yang dibutuhkan. Misalnya, ruang tamu yang berfungsi ganda sebagai daddy’s office. Toh, selama pandemi kita mungkin hampir tidak pernah menerima tamu dalam suasana formal yang membutuhkan ruang tamu. Spot belajar anak bisa di pojok ruang keluarga dan di pojok ruang makan untuk memudahkan orangtua mengawasi.

#Jaga selalu kebersihan dan kerapihan isi rumah. Usahakan rumah selalu dalam keadaan rapi dan bersih. Jika ingin berkreasi seperti menggambar, membuat kerajinan, atau bermain dengan mainan, bisa dilakukan di halaman. Kondisi rumah yang berantakan bisa menurunkan mood.

#Pastikan kenyamanan bekerja dan belajar. Yang dimaksud kenyamanan di sini adalah koneksi internet yang terjamin. Ayah bunda bisa memasang wifi dengan kecepatan perambah yang mumpuni untuk mengakomodasi berbagai keperluan WFH dan LFH. Budget internet ini bisa diambil dari pos-pos lain yang berkurang selama pandemi.

#Disiplin dan taat waktu. Meskipun ngantor dan bersekolah dilakukan di rumah, bukan berarti tugas-tugas dikerjakan semaunya.

Tetap harus diberlakukan jam kerja dan jam belajar sesuai office hours dan jam belajar sekolah. Dengan demikian, rutinitas sehari-hari bisa teratur. Ayah dan anak tidak kehilangan waktu untuk bercengkerama bersama keluarga juga bermain. Jangan sampai WFH dan LFH yang tidak mengenal waktu menciptakan stres.

#Ibu sebagai manajer “markas besar”. Jika ibu memiliki aktivitas seperti berjualan frozen food atau menjadi pembicara atau moderator dalam berbagai zoom discussion, boleh saja.. Tapi jangan lupakan tugas ibu sebagai manajer di “markas besar” (rumah) untuk mengatur jadwal kegiatan setiap anggota keluarga, memastikan sarapan-makan siang-makan malam berikut camilan tersedia, dan memastikan semua anggota keluarga mematuhi peraturan di rumah.

Jika tiba akhir pekan, pastikan keluarga kita bisa memaksimalkan waktu untuk bergembira, melakukan kegiatan fisik (olahraga) bersama agar tubuh tetap bugar, sekaligus bersilaturahim dengan kakek nenek dan sanak saudara—meski secara virtual. Be positive, be productive, and be happy.

 

 

 




Tidak Mendapat Hak Waris, Ini yang Nanti Diterima Anak Adopsi

Sebelumnya

Tidak Bisa Menyelesaikan Pekerjaan Benarkah Pertanda Adanya Gangguan ADHD?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family