KOMENTAR

USTAZ Adi Hidayat, Lc. MA (UAH) dalam sebuah kajian menjelaskan tentang makna penting takbir "Allahu Akbar" dan semangat keislaman dalam proses merebut dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Menurut UAH, Islam menjadi sebuah kekuatan yang melandasi terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercermin dalam Undang Undang Dasar serta Pancasila sebagai dasar negara.

Bung Tomo dan Takbir yang Menggelegar

Kalimat takbir menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan bangsa Indonesia.

"Dan kita yakin saudara-saudara. Pada akhirnya pastilah kemenangan akan jatuh ke tangan kita, sebab Allah selalu berada di pihak yang benar. Percayalah saudara-saudara. Tuhan akan melindungi kita sekalian. Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar! Merdeka!"

Pidato itu disampaikan Bung Tomo pada 10 November 1945. Pidato yang membakar semangat warga Surabaya untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan. Hal itu tak lepas dari resolusi jihad yang digagas Kiai Hasyim Asy'ari (pendiri NU) pada Oktober 1945.

Pembukaan dan pasal 29 UUD 1945

Takbir Bung Tomo dan para pejuang lainnya diapresiasi negara untuk masuk ke dalam konstitusi tertinggi. UAH menyebutkan alinea ke-3 pembukaan UUD 1945.

"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya."

Menurut UAH, keinginan luhur rakyat Indonesia untuk merdeka sudah lama ada namun perwujudannya tak lepas dari berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa. Dan ungkapan "Allah Yang Maha Kuasa" serupa dengan "Allah Maha Besar" yang merupakan makna dari takbir Allahu Akbar.

Sila Pertama Pancasila

Perihal napas Islam yang menaungi kemerdekaan dan kebangsaan Indonesia, tentu tak bisa dilepaskan dari sila pertama Pancasila "Ketuhanan Yang Maha Esa".

Sila pertama tersebut menjadi manifestasi dari perjuangan yang didedikasikan para ulama dan cendekiawan Muslim bersama segenap rakyat Indonesia.

Esa yang dalam pengertian umat Islam adalah Ahad, seperti dalam ayat pertama surah Al-Ikhlas "qul huwallaahu ahad".

Pasal 29 UUD 1945

Sila pertama Pancasila kemudian menjadi dasar perlindungan negara atas kehidupan beragama rakyatnya.

Tertuang dalam pasal 29 UUD 1945 yang berbunyi: "(1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu."

Menurut UAH, jika ada orang yang antiTuhan, itu sama saja melanggar Undang Undang. Karena jelas tertulis dalam ayat ke-1 pasal 29 bahwa negara berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.

Sedangkan ayat ke-2 pasal 29 menyebutkan bahwa negara menjamin kebebasan setiap penduduk untuk beribadah. "Pengajian adalah ibadah, salat adalah ibadah, zakat adalah ibadah, taklim seperti ini adalah ibadah, artinya taklim dilindungi Undang Undang, taklim didukung negara," kata UAH.

"Karena itulah jika ada anak bangsa yang anti terhadap kalimat Takbir, itu artinya dia tidak mengenal perjuangan nenek moyangnya yang telah mewujudkan NKRI," pungkas UAH.


 




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News