Dalam agama Islam, banyak riwayat menceritaan bahwa Nabi Muhammad saw. menyukai humor.
Aisyah ra. pernah menceritakan bahwa Rasulullah bercanda. Dan Rasul berkata, “Sesungguhnya Allah tidak menghukum orang humoris yang benar dalam humornya.”
Sebaliknya, Nabi saw. bersabda, “Celakalah orang yang berbicara kemudian dia berbohong agar suatu kaum tertawa. karenanya Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud & Tirmidzi)
Karena itulah, agar tidak menimbulkan keresahan dan kemarahan, Islam memasang rambu yang memagari sebuah humor.
Ketika kita ingin bercanda, harus diperhatikan agar joke yang kita lemparkan tidak melecehkan atau menodai keimanan, tidak mengandung kebohongan, tidak merusak kehormatan orang lain, tidak menimbulkan rasa takut, tidak dilakukan di tempat yang membutuhkan keseriusan dan kekhusyukan, dan dilakukan sewajarnya menurut akal.
Ditambah lagi, Islam menuntun umatnya untuk tidak terlena dalam urusan yang tidak berfaedah. Jangan sampai kita terlalu banyak tertawa hingga hati kita mengeras terhadap kebaikan. Kita memilih hidup santai bahkan menertawakan kerja keras. Kita lebih menyukai bersenang-senang hingga enggan berbuat kebaikan dan berbagi. Nau’udzubillah.
Masih bisakah bercanda dengan sedemikian banyak aturan? Pasti bisa. Manusia cerdas pasti melahirkan humor cerdas. Selamat tertawa!
KOMENTAR ANDA