Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

AKTIVITAS mencampur skincare terkadang kerap dilakukan beberapa remaja untuk mendapatkan hasil maksimal. Kegiatan ini terlihat seru dan menantang, karena jika campurannya tepat maka akan terlihat perubahannya.

Sayangnya, mencampur-campur skincare tidak disarankan oleh dokter kulit. Yessica Tania, seorang dokter kulit mengatakan, kebiasaan mencampur skincare sangat berbahaya bagi kulit.

Yessica kemudian menampilkan sebuah video, di mana seorang perempuan tampak sedang mencampur air, sampo bayi, dan baby oil untuk dijadikan cairan pembersih makeup. Sekilah proses tersebut tampak seru untuk dilakukan, apalagi jika ada sisa-sisa produk skincare yang sayang jika dibuang.

“Mengapa berbahaya? Sebab, skincare itu mengandung pengawet sebagai cara kerja pH, konsentrasi, serta formulasi tertentu. Ketika digabungkan dengan produk lain, pengawet tidak akan efektif dalam menjaga formula tersebut, termasuk higienis dan ketahanan produk,” kata Yessica dalam video tersebut.

Tidak hanya menghilangkan manfaat, pengawet pada masing-masing skicare yang dicampur bisa jadi mengalami ketidakcocokan, sehingga bisa menjadi sarang bakteri. Apalagi jika menggunakan wadah dan membiarkan skincare terbuka terlalu lama, bisa jadi terkontaminasi dengan udara luar.

Salah-salah pakai, bakteri yang muncul justru akan menyebabkan masalah kulit, seperti jerawat. Tentu saja ini berbahaya, utamanya bagi pemilik kulit sensitif atau sedaang mengalami dermatitis atopik.

“Pemakaian skincare sebaiknya disesuaikan dengan kondisi dan jenis kulit. Sebenarnya tidak masalah mencampur skincare dari beberapa merek, selama tidak ada kandungan yang memberikan reaksi negatif bila digunakan bersamaan,” ujar dr Delvika Yuldharia dari alodokter.

Kandungan apa saja yang tidak bisa dilayer atau dicampur secara bersamaan? Yaitu AHA dan retinol, kemudian retinol dan benzoil peroksida, vitamin C dan niacinamide.

Sangat disarankan untuk tidak mencapur krim racikan dokter dengan skincare brand lain, sebelum berkonsultasi dengan dokter yang meresepkan. Biasanya, krim dokter mengandung zat aktif yang lebih kuat, sehingga harus dipastikan dulu kandungan krim dan serumnya.

“Dokter yang meresepkan krim racikan lebih paham tentang kandungan apa saja yang ada dalam krim tersebut. Apabila boleh dicampur oleh dokter, maka bisa meneruskan pemakaiannya,” katanya.

Namun, untuk amannya, lebih baik menggunakan skincare yang sudah apa adanya. Tentu saja produsen sudah memformulasikan sedemikian rupa agar bisa cocok dan aman digunakan, sesuai fungsinya.

Jadi, tidak perlu mencampur produk untuk membuat skincare sendiri, ya! Cukup temukan skincare terbaik untuk kulit kamu.




Panduan Urutan Skincare Malam yang Efektif: Memaksimalkan Perawatan Kulit saat Beristirahat

Sebelumnya

Dian Pelangi, Sumber Inspirasi Outfit Elegan dan Memukau untuk Lebaran

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga