Ilustrasi/ Net
Ilustrasi/ Net
KOMENTAR

AYAH tidak memiliki banyak waktu untuk bermain bersama anak-anaknya, karena padatnya tugas penting ayah di luar rumah. Namun begitu kesempatan bercengkrama dengan buah hati datang, bak sejuta rindu ditumpahkan.

Ada saja yang dilakukan ayah untuk membuat anak tertawa, bahagia bersamanya. Mulai dari menggodanya, memanjakannya, dan lainnya.

Namun, ada 9 hal penting yang harus menjadi perhatian serius ayah ketika sedang bersama anak. Karena 9 hal tersebut ternyata sangat berpengaruh pada perkembangan psikis si buah hati.

1. Jangan menggelitiknya berlebihan

Lucu memang melihat anak kecapekan tertawa tapi juga "tersiksa" sampai minta ampun. Tapi tanpa sadar kita sedang tidak menghargainya sebagai seorang pribadi utuh. Pribadi yang memiliki hak terhadap kenyamanan tubuhnya.

Cium, peluk, katakan bahwa Ayah menyayanginya, itu jauh lebih menyenangkan.

2. Jangan memaksa memeluk atau menciumnya

Cium dan peluklah anak dengan gentle, jangan memaksanya hingga membuat mereka menangis. Ajari anak untuk memiliki kendali penuh terhadap tubuh mereka. Terhadap hak mereka untuk menerima atau menolak.

Perkemahan dengan kerelaan, bukan paksaan. Habiskan waktu bersama anak, yakinlah bahwa mereka nanti akan secara sukarela memeluk dan mencium Ayah.

3. Jangan meledek fisiknya

Misalkan, "Gendut ih", "kurus banget, sih", "item ih jelek", atau "keritih ih, kayak mie ayam".

Memang maksudnya bercanda, tapi secara tidak sadar Ayah sudah melakukan tindakan bullying pada anak sendiri, loh!

Ajarkan bahwa adab adalah hal utama, kebaikan jauh lebih penting ketimbang fisik semata. Jangan sampai tanpa sadar kita malah mengajarkan mereka untuk menilai sesuatu dari fisiknya saja.

Pujilah kemandirian dan keramahannya, pujilah betapa dia sangat rajin membantu orangtuanya.

4. Jangan memukulnya sebelum usia 10 tahun

Sebelum Ayah memaharahinya, harus ingat apakah Ayah sudah mengajarkannya bagaimana yang seharusnya dilakukan?

Atau, sebelum Ayah memukulnya apakah sudah berbicara dari hati ke hati tentang apa yang membuatnya menjadi marah dan gelisah.

Pukulan tidak akan membuatnya jera, cubitan belum tentu membuatnya mengerti akan kesalahannya. Namun memori buruk tentang pukulan dan cubitan itu akan membekas lama di hatinya.

5. Jangan menertawakan kepolosannya

Ada kalanya anak bertanya hal-hal konyol atau mengungkapkan pendapat yang tidak masuk akal. Seringkali pula mereka gagal menyebutkan istilah-istilah atau berkhayal tentang masa depan dengan teori-teori sok tahunya.

Aksi mereka memang sangat menggelitik, tapi coba tahan tawamu, ya Ayah. Dengarkan saja dengan seksama, kemudian tanyakan lagi maksudnya. Bantu anak untuk menyusun kalimat yang benar.

Mereka adalah pembelajar super yang sedang bertumbuh. Jadi, jangan patahkan semangat belajarnya hanya karena ucapan, pendapat, atau gayanya yang sok tahu itu.

Buatlah mereka takjub dengan ilmu, dengan Penciptanya, dan dengan alam semesta, bukan dengan menertawakan potensi.

6. Jangan memeloroti celananya dengan dalih bercanda




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Parenting