Saatnya menumbuhkan optimisme dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah selalu tercurah bagi kita, hamba-Nya. Apa yang menjadi kekeliruan hendaknya kita upayakan untuk tidak mengulanginya lagi/ Net
Saatnya menumbuhkan optimisme dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah selalu tercurah bagi kita, hamba-Nya. Apa yang menjadi kekeliruan hendaknya kita upayakan untuk tidak mengulanginya lagi/ Net
KOMENTAR

TERIMA kasih 2020. Apalah kita tanpa segudang makna yang dihadirkan 2020 untuk kita. Mungkin kita masihlah kita yang sama seperti tahun lalu: kita yang terlalu sibuk memikirkan dunia. Juga terlalu sibuk memamerkan semua kegemilangan duniawi yang kita miliki di laman media sosial.

Tidak sepantasnya kita mengutuk 2020. Karena tahun ini dihadirkan untuk menggembleng semua sisi diri kita, dari kemanusiaan, kecerdasan, ketangguhan, dan kemuliaan.

Lihat kembali diri kita, apakah ada yang berubah dengan pola pikir kita di awal tahun 2020 dan apa yang kita cita-citakan pada penghujung tahun 2020? Apakah kita masih insan yang sama?

Tahun 2020 memang punya arti istimewa bagi setiap kita. Tahun yang dipenuhi kecemasan, kejenuhan, dan kesedihan. Banyak dari kita berduka kehilangan sosok-sosok yang dicintai. Duka teramat dalam karena harus mengalami kehilangan dalam waktu cepat. Masih terbayang bagaimana canda tawa dan kebersamaan bersama mereka sebelum corona datang meluluhlantakkan kehidupan manusia.

Tapi cukuplah 10 bulan berduka. Tahun berganti. Masa depan akan menjadi masa kini. Sepantasnya kita tidak lagi menoleh ke belakang. Tidak lagi menengok ke hari kemarin.

Mari mengucap bismillah mengawali langkah baru kita. Mengawali hari-hari baru kita. Meski tetap belum 'seindah' dulu kala, kita bertekad untuk lebih bersyukur dan bersemangat.

Buka lagi resolusi kita. Jangan patah semangat untuk memenuhi bucket list kita. Hanya saja kali ini kita harus lebih bisa memilih prioritas kita. Yaitu bagaimana bisa selamat di dunia dan akhirat. Bukan senang sesaat. Bukan demi kenikmatan yang hanya bisa dinikmati di dunia.

Pandemi harus bisa membuka mata kita bahwa kekuasaan Allah Swt. mutlak adanya. Kun fayakun. Tak perlu waktu lama untuk membalikkan keadaan. Manusia yang teramat sombong, sekali pun ia membentengi diri dengan ribuan pelindung, Covid-19 terbukti bisa menghampiri siapa saja.

Demikian pula soal harta. Bila kita dulu kerap memandang rendah orang yang kita anggap lebih rendah dalam strata ekonomi, kita kini merasakan bagaimana kekurangan materi atau bahkan kehilangan penghasilan karena di-PHK.

Dalam surah Az-Zumar ayat 53 Allah berfirman, "Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

Saatnya kita menumbuhkan optimisme dan keyakinan bahwa kasih sayang Allah selalu tercurah bagi kita, hamba-hamba-Nya. Apa yang menjadi kekeliruan kita hendaknya kita upayakan untuk tidak mengulanginya lagi. Pun segala ketidaktahuan kita hendaknya kita kurangi dengan lebih banyak menuntut ilmu.

Bergantinya tahun haruslah membuat kita 'gerah' dengan kekurangan diri kita. Saatnya menjadi muslimah salehah yang tak hanya sesumber merindu surga tapi juga mewujudkan perilaku islami dalam keseharian kita.

Kesibukan bekerja dan belajar dari rumah akan tetap kita jalani. Tapi tahun 2021 haruslah lebih teratur dan disiplin. Agar kita tak hanya sibuk WFH dan SFH tapi juga menyibukkan hati kita dengan memahami petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada kata "nanti' lagi karena kita mulai kehabisan waktu.

Siapa bisa menjamin hidup kita akan berlangsung lebih lama dari hari ini? tak ada satu makhluk pun yang bisa memastikan umurnya. Karena itulah kita tak boleh lengah menjalankan wasiat Nabi Muhammad saw. ini. "Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Waktu kayamu sebelum datang waktu kefakiranmu, (4) Waktu luangmu sebelum datang waktu sempitmu, dan (5) Hidupmu sebelum datang matimu." (H. R. Al-Hakim).

Saatnya memohon ampunan Allah di penghujung hari. Saatnya menyambut pergantian tahun dengan Bismillah untuk tidak lagi menoleh ke belakang. Saatnya istiqamah demi menjadi kaffah.

 

 




Ya Allah, Aku Belum Pernah Kecewa dalam Berdoa

Sebelumnya

Menyambungkan Jiwa dengan Al-Qur’an

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur