KOMENTAR

MUSLIMAH yang salihah tutur kata dan perilakunya tentulah sosok pribadi yang cantik luar dalam. Bagi seorang muslimah, menjadi salihah adalah keinginan terbesar agar dapat merasakan kebahagiaan di dunia dan insya Allah diperkenankan untuk meraih surga.

Salihah adalah satu kata yang mampu menggambarkan kebaikan seorang perempuan. Dan bagi laki-laki, itulah sifat yang dicari dalam diri perempuan yang akan menjadi teman hidup sekaligus ibu dari anak-anaknya kelak.

Rasulullah bersabda, "Seorang perempuan dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah kamu pilih perempuan yang taat agamanya (keislamannya), niscaya kamu beruntung." (H. R. Bukhari-Muslim)

Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihya Ulumuddin bab Adab Nikah menegaskan laki-laki muslim supaya tidak menikahi enam tipe perempuan yang memiliki sifat tercela berikut ini. Siapa mereka?

Annanah, perempuan yang banyak mengadu dan banyak mengeluh. Setiap ada masalah, kita selalu mengeluhkannya kepada pasangan, kakak, adik, atau teman. Bahkan tak jarang kita juga mengadukan masalah kita kepada orang yang baru kita kenal. Seolah-olah kita ingin dikasihani, dengan menjadi orang paling malang di dunia. Kita mengeluh tanpa berusaha mencari solusi.

Mannanah, perempuan yang selalu mengungkit kebaikan diri sendiri. Ketika kita selalu mengingatkan orang tentang kebaikan yang pernah kita lakukan sudah pasti tertanam dalam hati kita sifat riya dan sombong. Kita merasa lebih baik dari orang lain. Dan kita merasa orang lain tidak boleh melupakan jasa kita dan harus membalas budi baik kita di masa lalu.
 
Hannanah, perempuan yang merindukan laki-laki selain suaminya. Apa yang lebih buruk dari seorang istri yang masih membayangkan laki-laki lain? Kita mungkin pernah mengukir kisah indah bersama seseorang sebelum bertemu suami kita. Tapi kita sudah memilih jodoh kita dan Allah sudah menyaksikan perjanjian suci pernikahan kita. Sungguh bodoh bila kita masih mementingkan masa lalu dan menghancurkan mahligai rumah tangga yang kita jalani dalam kenyataan.

Haddaqah, perempuan yang konsumtif dan boros. Setiap hari selalu saja ada barang yang dibeli. Kita seolah tidak mampu membedakan mana yang merupakan kebutuhan dan mana yang merupakan keinginan.

Boleh saja kita mengatakan suami memiliki banyak uang tapi menghamburkan uang adalah sikap mubazir. Dan sikap konsumtif seorang istri membuat suami tidak tenang. Sungguh lebih mulia jika kita memperbanyak sedekah dan menabung untuk kepentingan darurat yang tak bisa kita prediksi kapan akan diperlukan.

Barraqah, perempuan yang berhias berlebihan sepanjang hari. Berhias memang diperintah Rasulullah agar para istri menyenangkan hati suami saat memandangnya. Tapi bukan berarti kita berlebih-lebihan dalam urusan mempercantik wajah. Kita memboroskan banyak uang untuk perawatan wajah dan membeli segala rupa kosmetik serta menghabiskan banyak waktu untuk berhias.

Kita melalaikan hal-hal lain yang lebih penting. Kita memilih untuk menghabiskan waktu berjam-jam di klinik kecantikan daripada memenuhi ajakan menyimak tausiyah selama satu jam. Kita memilih sibuk makeup daripada memasak sendiri makanan bergizi untuk keluarga.

Syaddaqah, perempuan yang banyak bicara tanpa manfaat dan nyinyir. Suami tentulah merasa risih menyaksikan kita tak henti berkomentar tentang apa dan siapa pun. Tidak ada ketenangan dan tidak ada suasana damai di rumah.

Perempuan memang memiliki kebutuhan berbicara lebih banyak dari laki-laki, tapi bukan lantas bebas berghibah, nyinyir, dan cerewet tanpa manfaat. Kita harus mulai dari sekarang untuk lebih baik diam daripada perkataan kita menyakitkan orang lain, memfitnah, dan mendekatkan kita kepada neraka. Naudzubillah.

 




Hubbu Syahwat

Sebelumnya

Bukankah Aku Ini Tuhanmu?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur