Jaya Suprana/Net
Jaya Suprana/Net
KOMENTAR

PADA Selasa 24 Maret 2020, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe resmi memaklumatkan keputusan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 dan Paralimpiade Tokyo 2020 diundur sehingga setidaknya musim panas 2021.

Kerugian

Keputusan dahsyat tersebut diambil setelah Abe mencapai kesepakatan dengan Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach, Gubernur Tokyo Yuriko Koike, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, Presiden Komite Penyelenggara Tokyo 2020 Yoshiro Mori dan Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto.

Penundaan terpaksa dilakukan akibat prahara wabah virus corona telah merajalela di lebih dari 150 negara di planet bumi masa kini.

Japan Times memberitakan bahwa penundaan Olimpiade 2020 dapat dipastikan akan memicu kerugian finansial skala luar biasa besar bagi Jepang.

Namun keputusan tersebut terpaksa harus diambil demi keamanan dan keselamatan umat manusia dari ancaman angkara murka virus corona yang sangat mematikan itu.

Tunda

Tidak mudah bagi Shinzo Abbe sebagai cucu Kishi Nobusuke yang telah nyata berjasa memimpin Jepang menjadi tuan rumah Olimpiade 1964 untuk menunda Olimpiade 2020 yang rencananya kembali diselenggarakan di Negeri Matahari Terbit.

Keputusan menunda penyelenggaraan Olimpiade 2020 di Tokyo dipastikan akan membawa kerugian multi-dimensional secara moril maupun finansial bagi Jepang.

Keputusan dahsyat itu merupakan bukti keluhuran peradaban bangsa Jepang yang senantiasa menampilkan suri teladan budi pekerti dan akhlak mengedepankan upaya menjunjung tinggi kemanusiaan sebagai mahkota peradaban.

Meski bukan orang Jawa, tampaknya bangsa Jepang memahami makna adiluhur yang terkandung di dalam kearifan tradisional Jawa "ojo dumeh".

Kemanusiaan

Pemerintah Jepang siap mengorbankan kepentingan ego nasional apalagi sekedar ego personal serta kepentingan ekonomi bangsa Jepang demi lebih mengutamakan keselamatan dan keamanan para peserta Olimpiade dari berbagai negara di dunia yang akan berduyun-duyun datang ke bumi Jepang demi berlaga olahraga.

Bangsa Jepang ikhlas melakukan Verzicht dengan menunda kesempatan memperoleh keuntungan duniawi bagi diri sendiri.

Pemerintah Jepang mengejawantahkan kepedulian bagi kepentingan umat manusia yang sedang jauh lebih membutuhkan kemanusiaan ketimbang Olimpiade.

Keadiluhuran pemikiran bangsa Jepang mengutamakan kemanusiaan sebagai prioritas utama pembangunan layak menjadi suri teladan bagi bangsa-bangsa di planet bumi ini. Termasuk Indonesia.

Insya Allah

Insya Allah, pemerintah DKI Jakarta tidak mau ketinggalan mengejawantahkan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab serta Keadilan Sosial untuk Seluruh Rakyat Indonesia dengan berkenan menunda penyelenggaran balap-mobil Formula E yang bukan kebutuhan gawat-darurat rakyat Jakarta pada masa menderita akibat pageblug Covid-19.

Jika Tokyo mampu menunda Olimpiade maka Jakarta pasti mampu menunda balap-mobil Formula E.

Insya Allah, pemerintah Republik Indonesia berkenan peka bela rasa terhadap jeritan rakyat yang sedang menderita akibat prahara wabah Covid-19 maka ikhlas bukan membatalkan namun menunda pembangunan Ibukota Baru yang bukan merupakan kebutuhan gawat darurat rakyat Indonesia.

Pada kenyataan memang rakyat Indonesia sedang lebih membutuhkan pelayanan kesehatan dan perlindungan sosial akibat pageblug prahara virus corona ketimbang balap mobil dan ibukota baru.

Atas nama kepentingan para wong cilik, dengan penuh kerendahan hati saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Gubernur DKI Jakarta dan Presiden Republik Indonesia. Merdeka!

Penulis adalah pendiri Sanggar Pembelajaran Kemanusiaan.




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Jaya Suprana