Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

APALAH daya manusia yang hanya makhluk dengan banyak kelemahan. Lantas bagaimana bisa manusia yang menolong Allah? Judul tulisan ini bukan hanya menantang tetapi bisa tampak mengada-ada (atau mungkin berlebihan) apabila dilihat sekilas mata.

Namun tema menolong Allah itu justru dipetik dari Alquran. Tentu saja maksud menolong Allah bukanlah karena Allah dalam posisi lemah. Maka menolong Allah maksudnya adalah menolong agama Allah.

Sebagaimana yang tercantum pada Surat Muhammad ayat 7, yang artinya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.“

Lalu siapakah yang menolong agama Allah itu? Dalam kitab Tafsir Fii Zhilalil Qur’an disebutkan (yaitu mereka yang) menjadikan Allah lebih dicintai daripada diri dan segala sesuatu yang disukai dan dicintainya. Sebagaimana ayat ini dibuka dengan seruan kepada orang-orang beriman, karena tugas menolong agama Allah memang bukan perkara ringan.

Modal utama menjadi penolong agama Allah adalah kualitas keimanan yang membuat diri kita lebih mencintai Allah di atas segalanya.

Apabila ingin menolong (agama) Allah, maka kita harus memperjuangkan agama Islam. Apabila agama ini dihina, maka kita tampil membelanya. Ketika kaum muslimin disikiti, kita datang melindungi. Dalam keseharian kita istiqamah dalam menampilkan kepribadian utama sebagai muslim, ini juga bagian dari memperjuangkan agama Allah.

Sesungguhnya banyak cara dalam memperjuangkan agama Islam. Dengan amat indah Sayyid Qutb menyebutkan tiada jihad kecuali untuk menegakkan kalimah Allah agar menjadi mulia; mulia di dalam hati dan jiwa, mulia pada akhlak dan prilaku, mulia pada tatanan dan sistem, dan mulia pada segala hubungan dan ikatan dalam segala aspek kehidupan.
   
Seruan menolong (agama) Allah ini bukan berarti kita sangat hebat. Kita tetap saja manusia biasa yang banyak kelemahannya. Allah menyeru agar menolong agama dalam rangka memberi kita kesempatan untuk ambil bagian (sekaligus memperoleh pahala serta kemuliaan) dalam tugas suci ini. Meski tanpa diri kita pun agama Islam tidak akan kekurangan pembelanya, bahkan Islam tidak akan lenyap bila manusia tidak memperjuangkannya.  

Seruan ini semata-mata membuka kesempatan bagi kita meraup keutamaan. Sebagaimana yang dijanjikan pada ayat sebelumnya, apabila menolong agama Allah, maka kita kan dapat dua ganjaran sekaligus: Pertama Allah akan menolong kita, kedua, Allah akan menguatkan kedudukan kita.

Tidak ada yang mampu menyaingi dahsyatnya pertolongan Allah. Kita hanya memberikan setitik pertolongan tapi ganjaran Allah lautan pertolongan. Pertolongan Allah itu berupa kemudahan dalam menyelesaikan masalah, kelancaran dalam berbagai urusan, keberkahan dalam nikmat dan lain-lain.

Ganjaran yang tak kalah hebat tatkala kita mendapatkan kedudukan yang kuat. Jasad para pejuang agama mungkin sudah hancur di dalam tanah. Tetapi nama-nama mereka masih dikenang sepanjang masa, dengan kedudukan tetap terhormat.

Bilal bin Rabah hanyalah mantan budak berkulit hitam legam. Namun milyaran bibir manusia hingga akhir masa akan terus memujinya dan memuliakan dirinya. Demikianlah kalau Allah telah menghendaki, para pejuang agama mendapatkan ganjaran yang melebihi dari yang telah mereka persembahkan.

 




Menyikapi Toxic People Sesuai Anjuran Al-Qur’an

Sebelumnya

Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Tadabbur