KOMENTAR

SEBUAH tantangan kembali menjadi tren di media sosial, utamanya TikTok. Namanya adalah skullbreaker challenge, yaitu sebuah tantangan terbaru yang melibatkan tiga peserta yang berdiri dalam barisan dan salah satunya yang berada di tengah melompat.

Hal tersebut sebenarnya menjadi tantangan biasa, jika tidak diisengi oleh dua orang lainnya. Yang membuatnya menjadi bahaya adalah, tantangan ketika si pelompat ditendang kakinya oleh anak yang ada di kiri dan kanannya. Hal ini dapat berakibat si anak jatuh ke belakang dan kepalanya terbentur.

Skullbreaker challenge sendiri sudah memakan banyak korban. Seorang siswi SMA di Amerika bercerita bagaimana ia dipaksa oleh teman-temannya untuk melakoni tantangan yang sedang viral itu.

“Saya melompat sangat tinggi dan saya ingat mereka menendang saya. Saya merasakan seperti, ‘Apa yang baru saja terjadi?’ Saya bahkan tidak tahu apakah itu bisa dijelaskan, seberapa sakitnya. Tidak hanya secara fisik, tetapi juga mental,” kata remaja tersebut.

Pengacara remaja ini mengatakan, keluarga korban akan mengajukan gugatan ke Sekolah Umum Kabupaten Miami-Dade, karena sudah membiarkan tantangan yang sedang tren di media sosial itu, terjadi di sekolah mereka.

“Sebagai bagian dari tren nasional yang mengganggu baru-baru ini, siswa berpartisipasi dalam prank media sosial untuk mendapatkan pengikut, berpotensi dengan mengorbankan orang lain,” kata distrik di Florida dalam sebuat pernyataan.

“Perilaku dalam video ini menunjukkan kurangnya penilaian yang baik dari pihak yang terlibat dan tidak akan ditoleransi oleh distrik kami. Orangtua didesak untuk berbicara dengan anak-anak mereka tentang penggunaan media sosial yang berdanggung jawab dan untuk mengingatkan mereka. Empati terhadap orang lain jauh lebih penting daripada tren online manapun,” tulis distrik.

Miris melihat kondisi generasi saat ini cenderung membebek pada budaya asing. Fun, segala apapun yang menyenangkan akan ditiru, dilakukan sekalipun meregang nyawa.

Islam memandang generasi muda adalah aset yang sangat berharga. Untuk itu, Islam begitu menjaga keberlangsungannya agar terwujud generasi yang baik dan berkualitas. Mulai dari penjagaan akidahnya, penancapan akidah yang kokoh sejak usia dini sangat penting agar ketika baligh, mereka siap menjalani kehidupan.

Kedua, penjagaan lingkungan. Kondusivitas lingkungan dalam menjaga masyarakat sangatlah penting. Tak dipungkiri bahwa pengaruh lingkungan amatlah besar terhadap pembentukan generasi. Lingkungan yang baik maka akan melahirkan generasi yang baik.




Seringkali Diabaikan dan Tidak Dianggap, Waspadai Dampak Depresi pada Anak Laki-Laki

Sebelumnya

Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting