KOMENTAR

VIRUS Corona semakin membuat resah. Dikabarkan telah menyebar ke berabagai negara. Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga saat ini belum menetapkan status darurat global.

Sejauh ini dari berbagai pemberitaan disebutkan, setidaknya hampir 2.000 orang telah terjangkit virus ini. Sementara tidak kurang dari 57 orang telah dinyatakan tewas.

Para peneliti terus menggali penyebab dan apa tindakan untuk virus ini. Direktur Jenderal Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Tiongkok, Gao Fu, memiliki dugaan penyebar virus Corona. Ia mengatakan bahwa virus Corona 70 persen mirip dengan SARS yang disebabkan oleh kelelawar buah.

Virus Corona terdapat pada hewan kelelawar. Dan Wuhan adalah daerah di mana sebagian masyarakatnya menyukai sop kelelawar. Para ahli pun meyakini bahwa sup kelelawar diduga kuat menjadi sarang bagi virus mematikan di Wuhan tersebut.

Analisis terbaru para ilmuwan China menunjukkan virus ini ditularkan dari kelelawar ke ular kemudian ke manusia. Sup kelelawar dilaporkan sebagai hidangan yang tak biasa namun populer di Wuhan, lokasi epidemi virus Corona.

"Kelelawar bisa jadi penyebar virus Corona yang ada di Wuhan. Tetapi antara kelelawar dan manusia mungkin ada perantara yang tidak diketahui," demikian bunyi pernyataan dari para ilmuwan yang diterbitkan di South China Morning Post.

Lalu bagaimana pandangan Islam terhadap hukumnya memakan sup kelelawar yang disebut sebagai pemicu mewabahnya virus Corona di China?

Wakil Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Dr KH Maulana Hasanuddin, MA  melalui Jurnal Halal No. 105 edisi Januari-Februari 2014, mengatakan, tidak ada keterangan yang jelas mengenai hukum memakan kelelawar di dalam Al Quran.

Namun, Imam Syihabuddin asy-Syafi'i dalam kitab 'at-Tibyan li Maa Yuhallal wa Yuharram min al-Hayawan' serta Imam Nawawi dalam "Al-Majmu' Syarah Muhadzdzab" mengatakan dalam mazhab Syafi'i, kelelawar haram dikonsumsi.

Hadist riwayat Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW melarang manusia untuk membunuh kelelawar. Imam Syihabuddin pun menyimpulkan bahwa apa yang tak boleh dibunuh, berarti tidak boleh dimakan.

Dalam hadist riwayat Muslim, Nabi Muhammad SAW melarang mengonsumsi makanan dari binatang buas pemangsa yang memiliki taring, dan semua burung yang memiliki cakar, seperti elang, gagak, dan juga kelelawar.

Berdasarkan hadist riwayat Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW melarang manusia untuk membunuh kelelawar. Imam Syihabuddin pun menyimpulkan bahwa apa yang tak boleh dibunuh, berarti tidak boleh dimakan.

Dalam Al Quran surat Al Maidah ayat 3 Allah berfirman agar tidak memakan bangkai, darah, daging babi, daging hewan yang disembelih bukan atas nama Allah.

 حُرِّمَتْ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةُ وَالدَّمُ وَلَحْمُ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ لِغَيْرِ اللّٰهِ بِهٖ وَالْمُنْخَنِقَةُ وَالْمَوْقُوْذَةُ وَالْمُتَرَدِّيَةُ وَالنَّطِيْحَةُ وَمَآ اَكَلَ السَّبُعُ اِلَّا مَا ذَكَّيْتُمْۗ وَمَا ذُبِحَ عَلَى النُّصُبِ وَاَنْ تَسْتَقْسِمُوْا بِالْاَزْلَامِۗ ذٰلِكُمْ فِسْقٌۗ اَلْيَوْمَ يَىِٕسَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنْ دِيْنِكُمْ فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِۗ اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu sembelih. Dan (diharamkan pula) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan pula) mengundi nasib dengan azlam (anak panah), (karena) itu suatu perbuatan fasik. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu. Tetapi barangsiapa terpaksa karena lapar, bukan karena ingin berbuat dosa, maka sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.




Kenali Ciri-Ciri Nyamuk Aedes Aegypti yang Jadi Penyebab Demam Berdarah

Sebelumnya

Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Health