Mantan Menteri Pendidikan Malaysia Mazlee Malik/CNA
Mantan Menteri Pendidikan Malaysia Mazlee Malik/CNA
KOMENTAR

KETIDAKPASTIAN membayangi program sarapan gratis untuk semua sekolah dasar di Malaysia, menyusul pengunduran diri mendadak Menteri Pendidikan Malaysia Mazlee Malik.

Program itu dikenal dengan nama Program Sarapan Gratis (PSP) yang diinisiasi oleh Mazlee yang seharusnya akan mulai dilakukan di 100 sekolah dasar percontohan mulai 20 Januari mendatang.

Namun, belum juga program itu dimulai, Mazlee keburu mengundurkan diri dari jabatannya pada 2 Januari lalu. Pengunduran dirinya yang mendadak menjadi sorotan utama warga di negeri jiran di awal tahun ini. Terlebih, Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad belum mengumumkan penggantinya.

Dengan kurang dari dua minggu sebelum tanggal peluncuran program itu, sejumlah warga masih berharap bahwa PSP masih akan tetap dijalankan meski Mazlee tidak lagi menjabat.

"Sudah ada anggaran yang dialokasikan untuk itu, berdasarkan tanggal yang diberikan, kerangka kerja untuk implementasi juga harus sudah diberlakukan, jadi mengapa membatalkan?" kata salah seorang warga Malaysia, Nur Hidayah Rahmat, seperti dimuat Channel News Asia.

Ibu dari tiga anak yang semuanya bersekolah di sekolah dasar yang sama di Selangor itu mengatakan, tidak tepat bagi pemerintah untuk mundur saat ini.

"Secara teknis itu adalah janji yang kamu buat untuk anak-anak muda ini," katanya.

"Anak-anak saya, ketika saya memberi tahu mereka tentang hal itu, mereka senang pergi ke sekolah. Anak bungsu saya mengatakan dia hanya ingin pergi setelah tanggal 20," tambahnya.

PSP sendiri merupakan program yang dinantikan oleh keluarga berpenghasilan rendah yang memiliki anak-anak yang bersekolah di sekolah dasar.

Seorang ibu tunggal di Malaysia, Lee Lim Mei, mengatakan bahwa program sarapan gratis adalah satu-satunya cara anak-anaknya dapat menikmati sarapan yang enak. Suaminya meninggalkan keluarga tahun lalu dan dengan gajinya sebagai asisten penjualan, mereka hampir tidak dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.

"Saya telah memberi tahu anak-anak saya bahwa mereka akan mendapatkan makanan gratis di sekolah dan jelas itu membuat mereka senang untuk pergi ke sekolah karena di negara kita saat ini, beberapa pagi mereka hanya mendapatkan biskuit krim untuk sarapan," katanya.

Meski orang-orang seperti Nur dan Lee membutuhkan program tersebut, namun suara sumbang datang dari sekelompok warga Malaysia lainnya yang menilai bahwa PSP mungkin hanya program buang-buang uang pembayar pajak.

Bukan tanpa alasan, pasalnya saat ini sudah ada Program Makanan Tambahan yang ditargetkan pada mereka yang berada di bawah 40 persen dalam hal pendapatan rumah tangga.

Meskipun kebanjiran kritik akan program Itu, Mazlee sebelum mengundurkan diri berpendapat bahwa PSPS yang dicanangkannya bukan hanya tentang makanan.

Dia sebelumnya dilaporkan mengatakan bahwa program tersebut, yang akan bermanfaat bagi lebih dari 2,7 juta siswa sekolah dasar, juga bertujuan untuk mengajarkan kebiasaan makan yang baik dan kesadaran warga.

Menurut sebuah laporan oleh New Straits Times, Mazlee mengatakan program itu adalah gagasan Mahathir yang terinspirasi oleh kebijakan Jepang untuk menyediakan sarapan gratis untuk anak-anak sekolah sejak akhir Perang Dunia II.

"Program ini akan memungkinkan anak-anak untuk mengambil pelajaran kewarganegaraan dengan mempelajari etiket makan, cara membuang makanan mereka dengan benar, mencuci piring mereka dan banyak lagi," kata Mazlee.

Menurut keterangan yang sebelumnya diunggah di halaman Facebook Mazlee dijelaskan bahwa PSP akan dilaksanakan secara bertahap. Tahap pertama pada akan digelar pada bulan Januari 2020 dengan melibatkan 100 sekolah, 37.000 siswa dan 1.600 guru sementara tahap kedua akan dimulai pada bulan Juni yang melibatkan 500 sekolah.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel News