Pasar Maaret al-Numan, Idlib yang hancur terkena serangan/Net
Pasar Maaret al-Numan, Idlib yang hancur terkena serangan/Net
KOMENTAR

HARI Senin (2/12) merupakan salah satu hari paling berdarah bagi anak-anak di Suriah. Betapa tidak, pada hari tersebut, sebanyak 12 anak yang meninggal dunia di barat laut Suriah akibat terkena serangan.

Mereka meninggal dunia dalam tiga serangan terpisah yang terjadi di pasar yang sibuk di wilayah Idlib di barat laut Suriah. Menurut relawan lokal dan kelompok hak asasi manusia, tiga serangan tersebut menyebabkan setidaknya 19 orang meninggal dunia, 12 di antara mereka adalah anak-anak.

Kelompok sukarelawan White Helmets menyebut, dua serangan pertama terjadi di dua pasar di provinsi Idlib, tepatnya di wilayah Maarat al-Numan dan Saraqeb yang berdekatan. Serangan tersebut menyebabkan setidaknya sembilan orang meninggal dunia.

Empat di antara mereka yang meninggal dunia dalam serangan di Maarat al-Numan adalah anak-anak.

Dalam video yang dibagikan dari lokasi kejadian oleh White Helmets, tampak sosok gadis kecil dengan wajah berlumuran darah menangis di samping kakaknya dan memanggil ayah mereka.

"Tolong beritahu saya (bahwa) ayah saya masih hidup, tolong biarkan ayah saya hidup," kata gadis kecil itu dengan nada lirih dalam video tersebut.

Video itu sendiri belum bisa secara independen diverifikasi keasliannya, namun dengan cepat beredar dan menjadi viral di sosial media.

Beberapa jam setelah dua serangan pertama itu, serangan lain kembali terjadi di pasar lain di kota Tal Rifaat. Dalam serangan itu, menurut UNICEF, menyebabkan anak-anak juga menjadi korban tewas dan luka-luka.

UNICEF dalam sebuah pernyataan mengatakan terkejut dan sedih atas kabar kematian anak-anak dalam serangkaian serangan yang terjadi di Suriah. Menurut UNICEF, dalam empat minggu terakhir, setidaknya total ada 34 anak yang meninggal dunia akibat serangan yang terjadi.

Sementara itu, penduduk lokal di Tal Rifaat, yakni Hassan Hassan, mengatakan kepada CNN bahwa serangan itu menghantam pasar lokal tempat anak-anak bermain. Dia mengatakan bahwa banyak dari mereka yang terbunuh dan terluka adalah suku Kurdi yang dipindahkan dari Afrin setelah serangan Turki di sana pada tahun 2018.

Sementara itu, juru bicara kelompok hak asasi manusia setempat yang disebut Hak Asasi Manusia Afrin, Ibrahim Sheikho, mengatakan kepada CNN bahwa anak-anak yang tewas dalam serangan itu berusia antara tiga hingga 15 tahun. Dia mengkhawatirkan jumlah korban tewas akan meningkat karena banyak anak-anak yang menjadi korban luka berada dalam kondisi kritis.

Belum jelas siapa yang berada di balik serangan tersebut, namun SDF menyalahkan pasukan Turki dan milisi yang didukung Turki atas serangan itu.




Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Sebelumnya

BMKG: Hujan Intensitas Ringan Hingga Lebat Berpotensi Guyur Sebagian Besar Wilayah di Indonesia Sepanjang Hari

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News