Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net
KOMENTAR

BELUM banyak yang tahu kalau hari ini, 19 Nopember, adalah Hari Toilet  Sedunia.

Apa itu Hari Toilet Sedunia? Hari dimana menjadi pengingat pentingnya toilet bagi kehidupan sehari-hari.

Pemerintah di setiap negara harus memastikan warganya telah memiliki toilet yang aman pada 2030. Target ini tercantum dalam poin enam Suistainable Development Goals tentang sanitasi dan air.

Mungkin, Anda tidak bisa membayangkan bagaimana 4,5 miliar orang di dunia ini ternyata hidup tanpa toilet bersih.

"Ketika alam memanggil, kita butuh toilet, tapi miliaran orang tidak memilikinya,"  seperti dilansir World Toilet Day.

Sampai hari ini, sejumlah warga di dunia masih membuang kotorannya di area terbuka. Tercatat, 892 miliar orang di dunia buang air besar sembarangan.

Sebanyak 62,5 persen orang di dunia tak memiliki akses sanitasi. Sementara di Indonesia, akses sanitasi masih berkisar pada 77,14 persen.

Solusi sanitasi berbasis alam menjadi jawaban. Solusi ini memanfaatkan kekuatan ekosistem untuk membantu 'mengobati' kotoran manusia sebelum akhirnya dikembalikan ke lingkungan.

Sebagai contoh, kotoran bisa diolah sebagai pupuk kompos untuk membantu proses penanaman. Selain itu, lahan basah buatan manusia bisa dibuat berfungsi sebagai penyaring air limbah sebelum dilepaskan kembali ke air.

Dampak krisis sanitasi ini tak main-main. Salah satunya berujung pada penyakit diare yang kerap menyerang anak-anak.

Water Aid mencatat sebanyak 957 juta anak di dunia terserang diare pada 2017 lalu. Ketika diare menyerang, anak-anak dengan cepat menjadi dehidrasi dan lebih rentan terhadap infeksi. Bukan main, dampaknya terburuknya bahkan bisa berujung kematian.

Diare sendiri disebabkan oleh air kotor akibat krisis sanitasi yang membunuh 289 ribu anak balita setiap tahun. Tak cuma itu, diare dan infeksi usus juga membunuh hampir 140 ribu anak berusia 5-14 tahun setiap tahunnya.

Toilet adalah kepentingan mendasar. Hidup bisa diselamatkan oleh sesuatu yang mendasar seperti toilet yang dilengkapi dengan air bersih.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News