Theo Curin/Net
Theo Curin/Net
KOMENTAR

KETERBATASAN bukanlah penghalang untuk meraih impian. Hal itulah yang ingin dibuktikan oleh seorang remaja asal Perancis ini, Theo Curin.

Saat usianya enam tahun, dia harus menelan pil pahit kehilangan kedua tangan dan kakinya akibat amputasi. Pada saat itu, dia menderita meningitis meningokokus, yakni penyakit bakteri langka yang kerap menyebabkan pembekuan darah dan menyebabkan jaringan mati.

Untuk menyelamatkan hidupnya, pada saat itu dokter harus mengamputasi ujung anggota tubuhnya, yakni kedua tagan dan kedua kakinya.

Sejak saat itu, hidupnya berubah. Bukan merupakan hal yang mudah untuk tumbuh dan menjalani hidup tanpa dua tangan dan dua kaki. Namun jiwa besarnya tumbuh dan semangatnya tak pernah padam.

Bagi Curin, cacat yang dia miliki bukanlah penghalang untuk jalannya. Dia menekuni bidang yang dia gemari, yakni berenang.

Hasil tidak akan mengkhianati usaha. Hal itu juga dibuktikan oleh Curin. Berkat ketekunannya, pada usia 16 tahun, dia berhasil mewakili negaranya sebagai perenang dalam Paralympic Games 2016 di Rio de Janeiro. Pada saat itu, dia adalah anggota termuda dari delegasi Perancis.

Baru-baru ini dia bahkan menjadi perwakilan Perancis dalam Final Freestyle S5 200 meter Putra dalam ajang London 2019 World Para-swimming Championships.

Dalam sebuah wawancara dengan CNN akhir pekan kemarin, Curin mengaku bahwa jalan yang dia hadapi tidak sepenuhnya mulus. Pada mulanya, dia justru memiliki phobia air.

"Saya benci itu (air). Ketika ada perjalanan sekolah ke kolam renang, saya tidak akan pergi karena aku takut," katanya.

Namun sudut pandanganya berubah setelah dia bertemu dengan atlet paralimpik lainnya dari Perancis, yakni Philippe Croizon. Croizon, yang juga kehilangan empat anggota badan melalui amputasi, terkenal karena berenang melintasi Selat Inggris pada tahun 2010 lalu.

Curin bertemu dengannya pada usia tujuh tahun. Pertemuan itu membuat Curin berkeinginan kuat untuk membuktikan bahwa dia juga bisa melakukan apa saja meski dengan keterbatasan yang dia miliki.

"Ketika saya berada di dalam air, saya memiliki kesan bahwa kecacatan saya telah hilang. Saya tidak memiliki prosthetics, tidak ada kursi roda. Saya seperti orang lain," tambahnya.




Belajar tentang Self-Love dari Sosok Ira Nandha

Sebelumnya

Dari Kuliner hingga Skincare, Inara Rusli Fokus Mengembangkan Bisnis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Entertainment