Moeldoko/Net
Moeldoko/Net
KOMENTAR

SELAIN sedan-sedan mewah yang telah disiapkan untuk tamu negara,  Kementerian Sekretariat Negara menyatakan sejumlah hotel sudah disiapkan untuk para tamu negara yang rencananya bakal menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden pada Minggu (20/10)

“Hotel yang pertama kami sarankan adalah Hotel Fairmont, Hotel Mulia, Hotel  Sultan, Hotel Four Seasons. Nah, tentunya ada permintaan-permintaan khusus dari kepala negara yang sudah mulai memesan, itu adalah Hotel Mandarin, Hotel Grand Hyatt,” kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (17/10).

Pertimbangan waktu yang sempit untuk masuk ke Gedung MPR di Senayan adalah alasan disarankannya hotel-hotel tersebut.

Pengamanan untuk tamu negara di hotel-hotel tersebut sudah mulai diperketat sejak hari ini, Kamis (17/10), karena sejumlah tamu negara mulai berdatangan pada Sabtu (19/10).

Lalu, negara mana saja yang sudah mengonfirmasikan rencana kedatangannya?

Dipastikan kepala negara atau kepala pemerintahan yang datang menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden adalah Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Australia.

“Kalau China itu yang hadir wakil presiden. Vietnam juga wakil presiden, Thailand deputinya, Amerika Serikat utusan, Demokrat Laos utusan, Filipina presiden. Ada 6 atau 8 kepala negara,” jelas Heru.

Sementara itu Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengatakan bahwa pengamanan yang diberikan kepada tamu-tamu negara, adalah  standar VVIP (very very important person). Namun, tentunya  setiap kepala negara memiliki SOP keamanan.

"Keamanan, standar VVIP ya, biasanya lah. VVIP sudah ada standarnya. Hanya karena ada kepala negara sahabat tentunya pengamanan VVIP lebih banyak. Karena setiap kepala negara ada SOP-nya sendiri. Gugus tugasnya masing-masing untuk amankan kepala negara. Pengerahan kekuatan Paspampresakan lebih besar," ujar Moeldoko di Kantor Staf Presiden.




Rakerkesnas 2024, Presiden: Indonesia Harus Bisa Manfaatkan Bonus Demografi

Sebelumnya

Tak Lagi Berstatus Ibu Kota, Jakarta Siap Melesat Jadi Pusat Perdagangan Dunia

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News