Anak-anak di Jepang/Net
Anak-anak di Jepang/Net
KOMENTAR

Bahkan di toko mainan, senapan bermain yang tampak realistis dan serupa dengan bentuk aslinya, masih dijual dengan bebas. Anak-anak diperkenankan main dengan mainan tersebut.

Sementara di swalayan ataupun toko buku, majalah atau komik manga dengan citra atau gambar yang sensual pun bebas dijual. Bahkan bukan tidak mungkin anak-anak tidak sengaja melihatnya ketika melintas.

Pembatasan yang tidak berlebihan membuat anak bisa melihat realita dan berfungsi sebagai penyeimbang, tentu saja dengan demikian orangtua harus aktif menjelaskan baik buruk dari setiap hal dan mengapa tidak boleh meniru atau melakukan hal-hal negatif.

6. Menikmati waktu bersama

Bagi keluarga di Jepang, umumnya, piknik di bawah pohon sakura selama musim puncaknya adalah tradisi. Di masa tersebut, keluarga biasanya menikmati waktu bersama dan anak-anak dapat berlari dan bermain dengan bebas meski tetap harus di bawah kontrol orangtua.

Waktu bersama itu juga dibangun untuk menciptakan momen kebersamaan dan kedakatan dengan keluarga.

7. Mendongeng untuk anak

Orangtua di Jepang kerap menghidupkan dongeng pada anak-anak mereka. Tujuannya adalah untuk mengenal sikap dan sifat baik dan buruk.

Hal itu didukung dengan tradisi yang dilestarikan di Jepang. Pasalnya, di Jepang, berbagi cerita dan karakter dari legenda Jepang dan untuk menandai hari-hari festival tertentu merupakan hal yang umum.

Ada banyak festival yang dilakukan di Jepang sepanjang tahun, seperti Tengu Matsuri yang menghormati goblin berhidung panjang, dan Setsubun, yakni satu hari untuk mengusir Oni ogre dengan melemparkan segenggam kedelai kering.




Anak Remaja Mulai Menjauhi Orang Tua, Kenali dan Pahami Dulu Alasannya

Sebelumnya

Pemalu atau Social Anxiety? Yuk Kenali Tanda-Tandanya, Bunda!

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Parenting