KOMENTAR

PADA tahun 1859 , Charles Darwin mempublikasikan sebuah buku berjudul On the Origin of Species by Means of Natural Selection yang menjadi landasan pengembangan teori evolusi.

Kemudian Charles Darwin juga produktif menulis naskah-naskah seperti The Variation of Animals and Plants under Domestication, The Descent of Man, and Selection in Relation to Sex, The Expression of the Emotions in Man and Animals, Insectivorous Plants , The Effects of Cross and Self Fertilisation in the Vegetable Kingdom, The Power of Movement in Plants.

Pada tahun 1881, Charles Darwin mempublikasikan naskah terakhir berjudul The Formation of Vegetable Mould Through the Action of Worms  berdasar pengamatan terhadap Lumbricus Rubellus.

Cacing Tanah

Lumbricus Rubellus bukan nama kaisar Romawi. Di Indonesia, Lumbricus Rubellus dikenal sebagai cacing tanah yang pada umumnya hidup di dalam  tanah sambil menggali tanah dan memakan bahan organik hidup dan mati.

Sistem pencernaan cacing tanah berjalan sepanjang tubuhnya, melakukan pernapasan melalui kulit serta memiliki sistem peredaran cairan ganda yang terdiri dari cairan coelomic yang bergerak di dalam coelom dan sistem sirkulasi darah sederhana yang tertutup.

Sistem saraf pusat terdiri dari dua ganglia di atas mulut, satu di kedua sisi, terhubung ke kabel saraf yang membentang sepanjang ke neuron motorik dan sel-sel sensor di setiap segmen.

Sejumlah besar chemoreseptor terkonsentrasi di dekat mulutnya. Otot sirkumferensial dan longitudinal pada pinggiran setiap segmen memungkinkan cacing bergerak. Serangkaian otot yang serupa melapisi usus, dan aksi mereka menggerakkan makanan yang dicerna menuju anus.

Cacing tanah hermafrodit. Sebagai invertebrata, mereka tidak memiliki kerangka internal  tetapi mempertahankan struktur tubuh mereka dengan ruang coelom berisi cairan yang berfungsi sebagai kerangka hidrostatik.

Daya Guna

Charles  Darwin memperkirakan bahwa tanah yang subur mengandung hingga 53.000 cacing per hektar. Namun penelitian yang lebih baru telah menghasilkan angka-angka yang menunjukkan bahwa bahkan tanah yang buruk dapat mendukung 250.000 per  hektar, sementara lahan pertanian subur yang subur mungkin memiliki hingga hingga 1.750.000 cacing per akre.

Berarti berat cacing tanah di bawah tanah pertanian bisa lebih besar daripada hewan ternak di permukaannya. Populasi cacing tanah organik yang tinggi sehingga  setiap orang yang hidup sekarang didampingi  7 juta cacing tanah.

Kemampuan untuk memecah bahan organik dan mengeluarkan nutrisi terkonsentrasi membuat cacing tanah menjadi kontributor fungsional dalam proyek restorasi. Menanggapi gangguan ekosistem, beberapa situs telah memanfaatkan cacing tanah untuk mempersiapkan tanah untuk pengembalian flora asli.

Penelitian dari Station d'écologie Tropicale de Lamto menegaskan bahwa cacing tanah secara positif mempengaruhi laju pembentukan makroagregat, fitur penting untuk struktur tanah.  Kestabilan agregat dalam menanggapi air juga ditemukan meningkat ketika dibangun oleh cacing tanah.

Ekonomi

Cacing tanah diperjual-belikan di seluruh dunia dengan pasar lumayan besar. Sekitar  370 juta cacing tanah setiap tahun diekspor dari Kanada, dengan nilai ekspor sekitar 13 juta dollar Kanada. Cacing tanah menyediakan protein yang sangat baik untuk ikan, unggas dan babi tetapi juga digunakan secara tradisional untuk konsumsi manusia.

Noke adalah istilah kuliner yang digunakan oleh suku Māori di Selandia Baru, merujuk pada cacing tanah yang dianggap sebagai makanan lezat bagi manusia.

Kini di Banyuwangi, mulai banyak warga melakukan budidaya cacing tanah. Lumbricus Rubellus mengandung kadar protein lebih tinggi dibandingkan daging mamalia atau ikan. Dengan kandungan ampuh itu, lumbricus rubellus berkhasiat mengobati berbagai penyakit seperti thypus, diare, kolesterol, cacar air, lever, kolesterol, demam, bahkan kanker dan lainnya. Di industri kosmetik, lumbricus rubellus juga digunakan sebagai bahan baku.

Penulis adalah pembelajar kehidupan di planet bumi.




Viral, Seorang Terapis Diduga Lakukan Kekerasan kepada Anak Penyandang Autisme

Sebelumnya

Menggratiskan Tes PCR Pasti Mampu Jika Mau

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Jaya Suprana