KOMENTAR

Ini serius.

Daripada meledak pemerintah mengerem diri: peringatannya kecil-kecilan saja. Kalau perlu dilakukan di dalam ruangan. Yang hadir terbatas. Bisa menyaksikan penaikan bendera lewat kamera TV.

Akhirnya itulah yang berlangsung. Pertama kali dalam sejarah. Peringatan itu dilakukan sangat sederhana. Di dalam gedung pula. Kebetulan pagi itu Hongkong hujan deras.

Dua hal itulah yang mengecewakan pendemo. Tiga orang frustrasi. Bunuh diri.

G20 tidak membahasnya sama sekali. Peringatan 1 Juli pun tidak ada yang bisa digagalkan.

Berlangsung pula demo tandingan. Yang tidak direkayasa. Cukup besar. Mendukung polisi. Yakni dari masyarakat yang lebih tua. Yang sudah merasa terganggu kehidupan sehari-harinya. Yang juga tidak ingin polisi terus dipojokkan.

Pendemo cari akal lain. Fokusnya pindah ke DPR Hongkong. Target finalnya memang belum terumuskan dengan bulat. Tapi kelompok inti gerakan ini punya agenda khusus: Hongkong merdeka. Tujuan mereka: agar bisa menjadi negara demokrasi yang sebenarnya. Agar tidak dibawah Tiongkok yang otoriter.

Mereka pun merancang demo ke DPR. Kalau perlu mendudukinya. Media Hongkong menulis: hari itu sekitar 100 tokoh muda berkumpul. Untuk melakukan pemungutan suara. Dengan cara unjuk tangan.

Pertanyaanya: siapa yang ingin gerakan ini ditingkatkan lebih radikal?

Semua mengangkat tangan.

Siapa yang ingin gerakan ini berakhir di tahap ini?

Tidak ada yang angkat tangan.

Bulatlah tekad mereka. Menduduki DPR. Yang tidak dijaga ketat oleh aparat kepolisian.

Gerbang DPR dijebol. Pintu kaca gedung itu dipecah. Tidak mudah. Kualitas kacanya sangat baik. Dengan berbagai hantaman besi akhirnya kaca itu pecah juga.

Sebenarnya tidak ada yang ingin masuk ke DPR. Mereka tahu: itu melanggar hukum. Sudah melewati batas. Apalagi lewat kaca yang sengaja dihancurkan.

Brian Leung lah yang masuk pertama.

Asisten dosen ilmu politik inilah yang terus berteriak. Agar yang lain ikut masuk. Dengan prinsip: kian banyak yang masuk kian kecil resikonya. Polisi akan kuwalahan.

Maka ratusan demonstran menduduki DPR. Brian pun  menuju meja pimpinan rapat. Ia pidato di situ. Menyampaikan misi utama gerakan itu: mempertahankan Hongkong yang demokratis.

Pendemo yang lain melakukan corat-coret. Isinya, misi itu juga. Ada juga yang mencopot simbol-simbol yang berbau Tiongkok.

Yang mengejutkan: di meja pimpinan itu Brian mencopot masker di wajahnya. Ia sampai pada pengambilan resiko tertingginya. Terang-terangan: inilah saya! Yang lain tetap mengenakan masker penutup wajah.

Mereka lantas bubar. Setelah mendengar polisi akan mengambil tindakan hukum.

Gedung DPR lumpuh. Untuk enam bulan ke depan. Perbaikan yang harus dilakukan cukup besar.

Gerakan ini kelihatannya terinspirasi 'Gerakan Bunga Matahari'. Yang terjadi di Taiwan. Tahun 2014. Yang dianggap sebagai satu sukses besar.

Waktu itu partai Komintang menang besar di Taiwan. Dengan presiden Ma Ying Jiou. Yang sangat pro-Tiongkok.

Saat itulah hubungan Taiwan dan daratan mencapai puncak keakrabannya.




Cerita Pengalaman Vloger asal China Menginap di Hotel Super Murah Hemat Bajet

Sebelumnya

Muara Yusuf

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Disway