KOMENTAR

RENOVASI Masjid Istiqlal di Jakarta secara resmi dimulai. Hari Kamis kemarin (16/5) kontrak pekerjaan renovasi salah satu masjid terbesar di dunia itu ditandatangani oleh Senior Vice President Building Division PT Waskita Karya Septiawan Andri dan PPK Penataan Bangunan Strategis 2 Diretktorat Jenderal Cipta Karya Kusworo Dapito di Gedung Kementerian PUPR.

Penandatanganan kontrak disaksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.

Menteri Basuki Hadimuljono mengatakan, renovasi Masjid Istiqlal dalam rangka menindaklanjuti perintah Presiden Joko Widodo yang disampaikan sesudah menerima kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke Masjid Istiqlal pada tanggal 30 Mei 2018 yang bertepatan bulan Ramadhan setahun silam.

“Perintah Bapak Presiden Joko Widodo sangat jelas. Renovasi Masjid Istiqlal dengan terms of reference (TOR) bahwa kondisi masjid harus menjadi lebih baik dari kondisi saat ini, seperti sebelumnya (Kementerian PUPR) melakukan renovasi GBK," ujar Menteri Basuki.

“Saya ucapkan selamat bekerja kepada PT. Waskita Karya dan PT. Virama Karya, supaya bersungguh-sungguh, mengutamakan kualitas pekerjaan, dan menyelesaikan tugas ini tepat waktu. Ditargetkan sebelum Hari Raya Lebaran tahun 2020 sudah selesai,” sambung Menteri Basuki.

Sementara Menteri Agama Lukman Hakim mengatakan sangat bersyukur bahwa renovasi yang bersifat menyeluruh dari Masjid Istiqlal bisa dilakukan setelah 41 tahun sejak pertama kali digunakan tahun 1978.

Pembangunan Masjid Istiqlal diawali oleh Presiden Sukarno pada Agustus 1961 dan memerlukan waktu 17 tahun untuk penyelesaiannya dan kemudian diresmikan oleh Presiden Suharto pada tahun 1978.

“Renovasi Masjid Istiqlal sesungguhnya sudah menjadi kehendak kita bersama sejak lama. Alhamdulillah Presiden Jokowi memiliki komitmen luar biasa sehingga tahun ini bisa kita laksanakan dan mudah-mudahan akan berlangsung tanpa kendala,” kata Menteri Lukman.

Dalam sambutanya, Menteri Lukman juga menyampaikan kutipan pidato Presiden Sukarno pada saat pemancangan tiang pertama Masjid Istiqlal yakni:

 

“Kita bangsa Indonesia harus belajar menjadi satu bangsa yang besar. Membuat masjid janganlah kecil-kecil. Buat kota besar Jakarta yang di pusat tanah air Indonesia, buatlah semegah-megahnya dan bisa memberi tempat sembahyang kepada 50 ribu, 60 ribu, 70 ribu manusia. Kita ini adalah satu bangsa yang berukuran tiga saudara-saudara sekalian, tiga dimensional. Panjang, lebar, dan tinggi."

Direktur Jenderal Cipta Karya Danis H. Sumadilaga menuturkan dalam proses renovasi, fungsi masjid sebagai tempat sholat tetap berjalan, sehingga ibadah masyarakat di Bulan Ramadhan dan Sholat Ied mendatang tetap dapat berlangsung.

"Renovasi ini tidak merubah struktur, bahkan kita berusaha meningkatkan fungsi landmark-nya agar lebih baik. Pada tahap awal pekerjaan banyak dilakukan di basement yang merupakan kawasan perkantoran sehingga tidak mengganggu ibadah sholat,” jelas Danis H. Sumadilaga.

Nilai kontrak pelaksanaan renovasi Masjid Istiqlal sebesar Rp 465,3 miliar dengan masa pekerjaan 300 hari kalender melalui APBN Tahun Jamak (2019-­2020). Kontraktor pelaksana adalah PT. Waskita Karya (Persero) dan konsultan Manajemen Konstruksi oleh PT. Virama Karya.

Pekerjaan renovasi meliputi tiga zona, yakni pertama zona utama di area kegiatan masjid seperti lantai utama masjid, mihrab, dan interior. Zona kedua adalah zona pendukung seperti gerbang, koridor, ruang wudhu, toilet, basemant, renovasi sitem signage dan perbaikan sistem mekanikal elektrical serta plumbing bangunan masjid. Zona ketiga yakni zona publik seperti penataan ulang kawasan plaza, pedestrian, dan taman.

Selain itu juga akan dilakukan perluasan parkir masjid yang berada di basement menjadi 2 lantai sehingga mampu menampung kendaraan roda empat sebanyak 2.000 unit dari sebelumnya 800 unit.

Pada saat bersamaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga sedang mengerjakan perbaikan sistem penyaluran dan pengolahan limbah di kawasan Masjid Istiqlal.

Desain renovasi arsitektur Masjid Istiqlal akan menerapkan prinsip minimalis dengan mempertimbangkan keberadaannya di kawasan beriklim tropis. Kapasitas Masjid Istiqlal mampu menampung 200.000 jamaah. Arsitek yang mendesain renovasi adalah Munichy Bachron Edrees.

Ketua Badan Pelaksana Pengelola Masjid Istiqlal (BPPMI) Asep Saepudin mengatakan pada saat Sholat Ied nanti kapasitas masjid tetap bisa menampung 200.000 jamaah.

"Saya mengikuti dari awal proses ini, ibadah di Masjid Istiqlal tidak terganggu. Seluruh Perijinan yang menyangkut cagar budaya sudah ada dengan lengkap. Saya yakin ciri khas arsitektur gaya F. Silaban tidak akan berubah,” kata Asep.

Turut hadir dalam acara tersebut, antara lain Sekretaris Jenderal Anita Firmanti, Direktur Bina Penataan Bangunan Diana Kusumastuti, Kepala Pusat Pengembangan Sarana Prasarana Pendidikan, Olahraga dan Pasar Iwan Suprijanto, Kepala Biro Umum Sriyanto dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. 




Ketika Maksiat dan Dosa Menjauhkan Kita dari Qiyamul Lail

Sebelumnya

Karena Rasulullah Tak Pernah Melupakan Kebaikan Orang Lain

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Tadabbur