KOMENTAR

Untuk itu, para dokter berpedoman kepada kesehatan dan keselamatan sang ibu. Misalkan si ibu mengidap penyakit berbahaya atau memiliki riwayat penyakit jantung, bahkan hingga gagal jantung yang dapat membahayakan hidup si ibu jika hamil lagi. “Kondisi tersebut yang kami sarankan untuk dilakukan tubektomi,” jelas dr. Nonny.

Berikut alasan lain yang umumnya diajukan untuk sterilisasi:

  • Pasien yang sudah cukup anak—kriteria cukup anak saat ini tergantung dari pribadi masing-masing. Pada wanita di atas 35 tahun, dengan anak paling kecil usia lebih dari balita. Maksudnya, jika si ibu sudah memiliki dua anak, namun anak bungsunya masih di bawah balita, itu harus di consider ulang untuk dilakukan sterilisasi. Karena anak balita masih rentan terhadap penyakit berbahaya yang bisa saja merenggut nyawanya. Ketika si ibu ingin memiliki anak lagi, sudah tidak bisa karena sudah disteril. Di sinilah fungsi dokter untuk memberikan edukasi kepada para pasien dengan cara Komunikasi Informasi Edukasi (KIE).
  • Pasien yang memang dimotivasi untuk sterilisasi. Biasanya pasien yang sudah pernah melakukan operasi cesar berulang. Meskipun memang saat ini tidak ada batasan berapa kali seseorang boleh melakukan operasi cesar karena perkembangan teknologi dan obat-obatan sekarang yang semakin baik dan canggih. Ketika si ibu sudah pernah operasi cesar sebanyak dua kali, untuk kehamilan ketiganya harus di cesar juga. Berbeda dengan ibu yang baru sekali cesar, untuk kehamilan berikutnya bisa melahirkan dengan normal. Nah, ketika sudah tiga kali cesar, dokter harus konseling pasien tersebut, apakah mau memilih sterilisasi atau tidak sebagai alat kontrasepsinya.

Bagi pasien yang sudah melakukan tubektomi namun ingin memiliki anak kembali, bisa dilakukan penyambungan saluran telur dengan menggunakan metode rekanalisasi. Tetapi prosedur ini tidak bisa 100% pulih kembali seperti sedia kala, dan prosentase kehamilannya sangat kecil. Kalaupun hamil, ditakutkan akan menyangkut di bekas jahitan dan menyebabkan kehamilan di luar kandungan (ektopik). Jadi rsikonya jauh lebih besar.




Cara Tepat Merawat Luka Bakar untuk Mencegah Infeksi

Sebelumnya

4 Cara Manajemen Stres untuk Menjaga Kesehatan Mental

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health