KOMENTAR

Selain Tutut Soeharto dan Megawati Soekarnoputri, “Kemerdekaan Indonesia” juga berulang tahun pada hari ini, 23 Januari.

Bagi “Kemerdekaan Indonesia” ini adalah ulang tahun ke-77.

Jumat, 23 Januari 1942, Nani Wartabobe memimpin pasukannya dari Suwawa memasuki Gorontalo. Gorontalo sudah seperti kota mati, hening dan mencekam. Umumnya tentara Belanda sudah melarikan diri, lintang pukang ketakutan menghadapi pasukan Jepang. Beberapa yang masih bertahan tidak dapat menghentikan perlawanan pasukan Nani Wartabone.

Di hari itulah Nani Wartabone memproklamasikan kemerdekaan “Republik Indonesia”. Ia dan pasukannya mengibarkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Nani Wartabone lahir di Suwawa pada 30 Januari 1907. Ayahnya, Zakaria Wartabone, ketika itu bekerja untuk pemerintah Belanda. Ibunya disebutkan seorang keturunan ningrat setempat. Pada era 1920an, Nani muda menuntut ilmu ke Surabaya. Di sana ia bergaul dengan banyak tokoh pergerakan kebangsaan. Pada tahun 1923 ia mendirikan Jong Gorontalo.

Tahun 1928, ia kembali ke Gorontalo dan mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI) cabang Gorontalo. Ia juga sempat mendirikan Partindo. Kedua organisasi ini kemudian dilarang. Selanjutnya ia aktif di Muhammadiyah. 

“Pada hari ini, 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada disini sudah merdeka, bebas, lepas dari penjajahan bangsa manapun juga. Bendera kita adalah Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya, pemerintahan Belanda telah diambil alih oleh pemerintahan nasional,” bunyi pidato proklamasi kemerdekaan yang disampaikan Nani Wartabone.

Tidak sampai di situ, sore hari ia memimpin rapat untuk membentuk Pucuk Pimpinan Pemerintahan Gorontalo yang berfungsi sebagai semacam lembaga legislatif terdiri dari 12 orang. Rapat sepakat memilih Nani menjadi ketuanya.

Empat hari kemudian, Nani dan pendukungnya menggelar rapat besar di Tanah Lapang Besar Gorontalo. Mereka siap menghadapi pasukan Jepang dengan segenap jiwa raga.

Ketika akhirnya Jepang tiba, Nani Wartabone dijebloskan ke penjara di Manado sampai tahun 1944. Lalu ia dipindahkan ke Morotai sebelum akhirnya ke Cipinang di Jakarta. 

Nani Wartawabone, pejuang yang gagah berani itu, baru dibebaskan pada Desember 1949. Kini namanya diabadikan sebagai nama Taman Nasional Bogani di perbatasan Gorontalo dan Sulawesi Utara.

Nani Wartabone dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 2003.

Tanggal proklamasi kemerdekaan 23 Januari ini menjadi tonggak penting bagi Provinsi Gorontalo.




Fokus pada Segmen Ritel, Bank Mega Syariah Perluas Jangkauan Nasabah untuk Halal Lifestyle

Sebelumnya

Direksi Minimarket di Malaysia Didakwa Menghina Agama karena Menjual Kaus Kaki Bertuliskan “Allah”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News