KOMENTAR

“Kami sama-sama belajar. Untuk urusan anak, kadang kami berselisih paham. Misalnya saya ingin hard approach, sementara istri mengingatkan untuk soft approach. Kami belajar lagi untuk mencari jalan keluarnya. Bisa dengan membeli buku-buku parenting atau mendengarkan kajian ustaz, serta tidak lupa mencari panduannya dalam Al-Qur’an,” tutur pasangan ini saling melengkapi.

Contoh lain yang bisa menjadi masalah dalam rumah tangga adalah seringnya sang kepala keluarga pulang larut malam atau bahkan dini hari. Kesibukan sebagai wakil rakyat yang teramat menyita waktu membuat laki-laki kelahiran Chicago ini berusaha memanage pekerjaannya sebaik mungkin agar ia tidak terlalu sering pulang pagi. Astri pun selalu mengingatkan bahwa hubungan dengan sang buah hati bisa menjauh jika terlalu sering tidak melihat Abi mereka di malam dan pagi hari sebelum ke sekolah.

Anak dan Gawai

Di tengah era darurat gawai sekarang ini, Hanafi dan Astri sangat concern terhadap penggunaan gawai bagi anak-anak. Pasangan ini tidak melarang mereka menggunakan gawai, hanya memberlakukan pembatasan waktu dengan aturan yang jelas. “Kami musyawarah, duduk bareng dengan anak-anak dan membuat kesepakatan bersama. Dan secara sukarela kami semua menjalankan hasil kesepakatan tersebut. Mereka hanya boleh memegang gadget di saat weekend selama satu sampai dua jam, tidak lebih. Alhamdulillah anak-anak mau menjalankan dengan baik peraturan tersebut,” jelas keduanya.

Selain itu Astri juga berusaha membatasi penggunaan gawai di depan anak-anak dengan cara melakukan online training setelah anak-anak tidur. Dengan demikian tidak akan mengganggu kebersamaan bersama mereka dan ia pun dapat lebih fokus dalam beraktifitas.

Solusi efektif lain yang membuat anak tidak tergantung dengan gawai adalah dengan menyekolahkan mereka di sekolah berbasis Islam berkonsep full day school. Sepulang sekolah dan beristirahat, anak-anak diajak melakukan outdoor activity bersama ayah atau teman-teman di lingkungan rumah. Mereka juga mengikuti les badminton yang membutuhkan energi khusus dan secara tidak langsung mengurangi waktu mereka untuk melirik gawai.

Bagi Hanafi dan Astri, kehidupan mereka berlimpah karunia dari Allah. Memiliki empat anak yang saleh dan salehah, memiliki pasangan yang selalu mendukung, serta memiliki kebebasan finansial sudah mereka rasakan. Tak hentinya mereka berucap syukur atas karunia yang mereka dapatkan hingga detik ini. Lantas, masih adakah keinginan mereka yang belum tercapai selama ini?

“Kami berdua mempunyai keinginan untuk melakukan sesuatu yang sangat bermanfaat untuk orang banyak. Kami memperbanyak kegiatan-kegiatan sosial dan berusaha agar target yang dituju bisa lebih luas dan bantuan yang diberikan selalu tepat sasaran. Salah satunya, Mas Hanafi dengan sahabatnya, Mas Saptuari, saat ini sedang membesarkan program Sedekah Rombongan. Bagaimana mengajak lebih banyak orang untuk peduli sesama dan memberikan bantuan yang benar-benar diperlukan oleh saudara-saudara kita yang membutuhkan,” pungkas Astri




The Homey Scandinavian Design

Sebelumnya

Remaja Spesial Bertalenta Seni Superior

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel