KOMENTAR

KELUARGA Hanafi dan Astri bisa dibilang potret keluarga muda masa kini yang berjalan harmonis. Suami dan istri yang sama-sama memiliki karier cemerlang namun tetap menempatkan keluarga sebagai top of priority list hidup mereka.

Pasangan yang dikaruniai empat buah hati ini menyadari betul pentingnya family value di zaman modern. Segala kesibukan yang menyita waktu, tidak menjadikan mereka orangtua yang “dekat di mata jauh di hati”. Mereka selalu menyempatkan waktu berkumpul, berbincang, bercengkerama bersama anak-anak tersayang.

Kiprah Ahmad Hanafi Rais di pentas politik tanah air tak bisa dilepaskan dari sosok sang ayah, Amien Rais. Hal itulah yang telah diterima oleh Astri. Ia mengaku banyak mendapat pengetahuan politik dari suaminya, termasuk mengapa harus berpolitik. Seiring waktu, anak-anak pun mulai mengerti politik. “Saya memahami alasan suami berpolitik dan mendukung penuh keputusannya untuk melanjutkan perjuangan Kakeknya anak-anak. Mau tidak mau, kami adalah bagian dari keluarga yang berpolitik,” ujar Astri.

Mengenai keterwakilan kuota 30% perempuan berpolitik, Hanafi menjelaskan bahwa dalam kenyataannya belum seideal yang dibayangkan. Masyarakat masih harus didorong lebih keras untuk bisa menghadirkan perempuan-perempuan tangguh berkualitas yang mampu maju berkompetisi dan memiliki visi-misi terhadap kemajuan bangsa.

Menurut Hanafi, secara aturan sudah jelas ada 30% perempuan dicalonkan di setiap Dapil. Tetapi kemudian ketika bertarung bebas seperti di Pemilu sekarang ini ternyata representasi perempuan belum sampai 30%. Terbilang cukup rendah. Kondisi tersebut harus menjadi renungan dan kritikan bagi partai politik agar tidak hanya memenuhi syarat pencalonan tapi juga mengupayakan agar kader perempuan yang lolos bisa mencapai angka 30%. Dengan demikian barulah aspirasi perempuan di politik dapat terwujud.

Meski demikian, saat ditanya apakah Hanafi mengizinkan Astri terjun berpolitik aktif dengan mencalonkan diri sebagai anggota dewan, ia tertawa. “Jangan, nanti tidak ada yang mengurus keluarga. Bunda (panggilan Hanafi untuk Astri) tugasnya cukup mensupport. Biar saya saja yang maju,” ujar Hanafi yang diamini sang istri.

Astri memang telah memilih jalannya menjadi Ibu rumah tangga. Kebutuhan aktualisasi diri selain di luar urusan anak dan rumah tangga juga dijalankannya dari rumah. Ia rela ‘menggantung’ jas putih demi membina keluarga sakinah mawaddah warahmah.

Witing Tresno Jalaran Soko Kulino

Ungkapan cinta bisa tumbuh karena terbiasa sangat tepat disematkan untuk pasangan ini. Berawal dari pertemanan sejak duduk di bangku SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta, berlanjut hingga ke jenjang universitas. Hanafi kuliah di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, sementara Astri di Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Gajah Mada. Pada Februari 2005 mereka mengikat janji sebagai suami istri dengan niat beribadah dan menyempurnakan separuh dari ibadah (agama).

Setelah menikah, Astri masih sempat menjalani praktik sebagai dokter gigi. Saat ia hamil anak pertama, Hanafi mendapat beasiswa untuk melanjutkan S2 di Singapura. Setelah sang buah hati berusia enam bulan, Hanafi memboyong mereka menetap di Singapura selama dua tahun.

Sekembalinya dari Singapura pada 2008, Astri memutuskan untuk kembali praktik. Namun, putra sulungnya, Azka, meminta Astri untuk selalu ada di rumah. Astri kemudian memilih memulai bisnis online dari rumah agar selalu terlibat dalam tumbuh kembang anaknya. Ia pun memutuskan berjualan batik. Menurutnya, batik merupakan ciri khas Yogyakarta yang mudah didapat dan modal memulai usaha pun tidak terlalu besar. “Alhamdulillah penghasilan dari berjualan batik online sangat lumayan,” kenang Astri.

Dua tahun berjalan, penjualan batik online melalui bundaazka.net itu menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Tanpa harus keluar rumah, setiap hari selalu ada transaksi dari konsumen di dalam maupun luar negeri. Dari keberhasilannya itu, di tahun 2009 Astri mulai mengenal bisnis kosmetik merek ternama asal Eropa yang berkonsep multi level marketing. Dengan keuletan dan ketekunan serta dukungan penuh dari suami dan keluarga, selama hampir sepuluh tahun sebagai konsultan kecantikan, saat ini Astri sudah berada di level Diamond Director.

Supporting Each Other

Mudahkah menjalani peran sebagai ibu rumah tangga sekaligus berbisnis dari rumah? Menurut Astri kondisi tersebut membutuhkan effort yang lebih besar. Tidak ada batasan waktu nine to five seperti orang kantoran pada umumnya, bahkan tidak jarang memiliki lebih sedikit waktu tidur. Mompreneur lebih banyak menghadapi distraction atau gangguan-gangguan kecil, misalnya si kecil ingin ke kamar mandi atau ingin bermain dengan ibunya. Bekerja dari rumah itu seru karena tantangannya lebih besar ketimbang bekerja kantoran, dan sangat membutuhkan supporting system yang solid.

“Alhamdulillah Abinya anak-anak sangat mendukung 100 persen keputusan saya selama ini. Selain sebagai imam dan ayah yang baik, saleh dan bertanggung jawab, Mas Hanafi merupakan tipe family man yang tidak sungkan turun tangan membantu mengurus anak-anak, mulai dari menyuapi hingga memandikan mereka,” puji Astri.

Pun begitu, Hanafi berupaya agar sang istri nyaman bekerja di rumah sambil merawat dan membesarkan anak-anak mereka. “Saya lebih tenang karena ketika saya pergi dan pulang kerja istri ada di rumah. Anak-anak juga terawat. Saya membuatkan istri saya working space berupa Small Office Home Office (SOHO) di rumah agar istri saya bisa fokus dan dapat feel bekerja. Meskipun di rumah, ia tetap bisa profesional menjalankan bisnisnya,” kata Hanafi seraya tersenyum.

Perekat Cinta

Azka, Faqih, Kaia, dan Karim merupakan anak-anak yang sangat beruntung. Keempatnya tidak pernah kehilangan sosok Ibu dan Ayah dalam keseharian mereka. Sangat erat terasa bonding di antara anak dan orangtua dalam keluarga ini. “Abi ayah yang baik. Abi doesn’t only care about his work, but he also care about us too,” celoteh Faqih yang masih duduk di kelas empat SD yang gemar menulis dan mengarang seperti sang ayah.

Sementara Astri di mata Hanafi merupakan sosok ibu dan istri yang hebat. “Bunda itu istri yang salehah dan luar biasa, karena mampu bekerja sambil menjaga dan mendidik anak-anak. Saya salut dan semakin cinta kepada bunda karena Allah,” puji Hanafi sambil melirik sang Istri.

Di sela-sela kesibukannya, Hanafi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Komisi I DPR RI dan masih sesekali mengajar ini selalu menyempatkan untuk berinteraksi dan bermain dengan anak-anak.

“Sebisanya saya mengatur waktu. Biasanya pas weekend ketika saya tidak ada tugas ke luar, saya pasti full di rumah menghabiskan waktu bersama keluarga. Kadang memang saya harus negosiasi dengan anak-anak ketika akhir pekan saya harus menghadiri acara penting,” ujar putra sulung Amien Rais ini.

Suka Duka Rumah Tangga

Dalam membina rumah tangga tentulah ada suka duka yang dihadapi. Bagi Hanafi dan Astri, masalah bisa datang kapan saja, tergantung bagaimana menyikapinya dan berserah diri kepada Sang Khalik. Pasangan ini tidak menampik adanya perbedaan pendapat yang kerap muncul terutama dalam urusan anak-anak. Meski demikian, keduanya menyadari bahwa pendapat masing-masing bertujuan memberi yang terbaik bagi buah hati mereka.




The Homey Scandinavian Design

Sebelumnya

Remaja Spesial Bertalenta Seni Superior

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel