KOMENTAR

“PA, walaupun Putri nggak bisa melihat, tapi Putri ingin dilihat banyak orang.”

Untuk pertama kalinya Indonesia dipercaya sebagai tuan rumah Asian Para Games 2018. Asian Para Games merupakan ajang kompetisi difabel terbesar se-Asia. Diikuti 43 negara dengan 5000 atlet difabel terbaik di cabangnya. Indonesia menduduki peringkat kelima perolehan medali di Asian Para Games 2018 dengan 37 emas, 47 perak, dan 51 perunggu. Sebuah prestasi yang sungguh luar biasa membanggakan.

Meski telah berakhir, pesona Asian Para Games masih terasa gaungnya. Salah satu yang menyita perhatian rakyat Indonesia adalah pelantun official theme song Asian Para Games 2018, Ariani Nisma Putri  atau lebih dikenal dengan nama Putri Ariani, seorang penyandang difabel (baca: tunanetra) sejak lahir. Putri menyanyikan lagu Song of Victory bersama tujuh penyanyi kenamaan Indonesia. Usianya memang baru 12 tahun, namun kemampuan dan teknik menyanyi Putri bisa dibilang di atas rata-rata penyanyi seusianya.

Perjuangan Putri hingga titik ini dilalui dengan penuh pengorbanan dan air mata. Semangat dan dukungan dari Mama, Papa, adik-adik, serta orang-orang di sekitarnyalah yang membuat Putri kuat meski tidak sedikit caci-maki dan cibiran yang ia terima. Putri tidak patah arang mewujudkan cita-citanya menjadi musisi internasional.

Berawal pada Desember 2017 lalu, Putri tampil di Monas menghibur para penyandang difabel dan masyarakat yang hadir dalam acara Run for Difabel, Humanity in Diversity, disaksikan langsung oleh Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari. Okto kagum dengan penampilan Putri yang membawakan lagu Somebody to Love hingga mengajak Putri berpartisipasi menyanyikan theme song Asian Para Games 2018. Rasa kaget sekaligus terharu dirasakan dara kelahiran Riau ini. “Amazing banget. Ini pertama kali ditawari menyanyikan theme song. Saat itu juga saya bilang siap,” ujar penyuka tempe balado ini.

Anugerah Terindah

Putri merupakan anak pertama pasangan Ismawan Kurnianto dan Reni Alfianty. Putri dilahirkan ketika masih berusia 6 bulan 18 hari disebabkan Placenta Previa (ari-ari terletak di bawah dan menghalangi jalan lahir). Sejak awal kehamilan Putri, sebenarnya Mama Reni sudah mengalami perdarahan—meskipun tidak parah—yang mengharuskannya bedrest. Namun karena saat itu sedang menangani banyak pekerjaan di kantor dan menurutnya ia tak harus banyak bergerak saat di kantor, Mama Reni memilih tetap bekerja. Kemudian Mama Reni mengalami perdarahan hebat yang mengharuskannya dirawat selama dua minggu.

“Setelah dirawat selama dua minggu, dokter menyatakan saya sudah boleh pulang. Dengan bahagianya saya pergi ke kamar mandi sendiri, namun ketika kembali lagi ke kasur, darah sudah mengucur deras. Akhirnya dokter memutuskan segera mengambil tindakan operasi yang membutuhkan lima kantong darah. Menurut dokter, ibu dan bayi bisa tidak tertolong jika terlambat sedikit saja karena jabang bayi sudah kekurangan oksigen,” kisah Mama Reni sambil berkaca-kaca.

Putri terlahir dengan kondisi paru-paru belum matang dan mengharuskannya dirawat di rumah sakit selama tiga bulan. Selama itu pula Mama Reni setia mendampingi buah hatinya meskipun harus terpisah ruang. Semua keluarga tak putus berdoa demi keselamatan Putri.

Ketika berusia tiga bulan, dokter mengatakan ada yang tidak beres dengan kedua mata Putri. Dokter menyarankan Putri dibawa berobat ke National University Hospital (NUH) di Singapura. Namun setibanya di sana, dokter menyatakan sudah terlambat. Meski demikian, tim dokter tetap mengupayakan mengoperasi mata Putri. Mereka meminta maaf tidak bisa banyak membantu karena dua mata Putri mengalami Retinopathy of Prematurity (ROP)—merupakan salah satu penyakit mata yang menyerang bayi prematur. Terjadi penggelembungan di belakang mata disebabkan kelebihan oksigen selama Putri berada dalam inkubator, yang mengakibatkan saraf mata terputus.

Hati orangtua mana tak hancur mendapat kabar buah hati mereka tidak akan bisa melihat untuk selama-lamanya. Kemarahan dan kesedihan seolah memuncak di dada. Tetapi Mama Reni tidak mau menyalahkan siapa-siapa. Baginya, semua atas kehendak Yang Kuasa. Melihat Putri tumbuh menjadi anak yang sehat dan ceria sudah menjadi kebahagiaan tiada tara untuknya.

Menerima kenyataan bukan lantas berpasrah. Keluarga tidak pernah putus asa mencari pengobatan untuk Putri sampai pengobatan alternatif di negeri Jiran pun mereka sambangi. Mama Reni juga senantiasa memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an, tausiyah, juga music klasik di telinga Putri sehari-hari. Hingga di usia 3 tahun, Putri merasa lelah dengan berbagai pengobatan yang ia jalani. Putri mengatakan bahwa ia sudah merasa nyaman dengan kondisinya saat ini, dan yang terpenting, kian mendekatkan hatinya kepada Allah.

Diskriminasi dan Bullying Sebagai Trigger

Ketika Putri berusia 7 tahun, ia mengikuti sebuah kompetisi menyanyi di Riau. Putri membawakan lagu Whitney Houston berjudul One Moment in Time. Saat itu Putri tidak lolos menjadi pemenang. Namun yang sangat mengecewakan dan membuat hati Mama Reni dan Putri sedih adalah ketika juri mengatakan bahwa cara menyanyi Putri buruk dan banyak pelafalan Bahasa Inggris yang salah. Ini sangat mengherankan mengingat Putri bersekolah di sekolah internasional dan terbiasa mendengar serta mengucapkan Bahasa Inggris. Putri juga sebelumnya sempat menjalani sharing urusan musik dengan Mr. Robert dari Purwacaraka. Kekecewaan itu membuat Putri bertekad akan tampil di televisi.

Di tahun 2014, Putri mengikuti ajang Indonesia’s Got Talent. Perjuangannya pun demikian besar untuk bisa sampai ke Ibukota. Saat itu Riau diliputi asap tebal akibat kebakaran hutan yang meluas. Bandara ditutup. Jika lewat darat, membutuhkan waktu lima hari untuk sampai di Jakarta. Dan itu sudah terlambat. Namun Papa, Mama, dan Putri tak henti bertafakur dan berdoa kepada Allah Swt., memohon diberikan jalan untuk terbang ke Jakarta.

Perjalanan ke bandara dilalui dengan sangat perlahan karena jarak batas pandang yang sangat pendek. Jalan benar-benar diselubungi kabut asap. Setiba di bandara, mereka tidak melihat ada pesawat yang diberangkatkan. “Kami pasrah akan kehendak Allah. Kalau Allah mengizinkan Putri pergi ke Jakarta pasti ada jalannya. Alhamdulillah, dari beberapa pesawat yang landing di bandara, hanya pesawat Putri yang bisa take off. Semua terjadi atas kuasa Allah,” ujar Mama Reni.

Mama Reni selalu percaya akan kun fayakun, apa yang Allah kehendaki terjadi pasti akan terjadi. Saat itu Putri belum memiliki media sosial dan tidak mengharapkan menang. Bisa masuk ke ajang sebesar itupun Putri sudah sangat bersyukur. Namun Allah menakdirkan lain. Putri lolos sebagai pemenang Juara I pada Indonesia’s Got Talent 2014.

Ketika memutuskan untuk ikut The Voice Kids Indonesia Season II, pada 2017, banyak warganet membully dengan mengatakan bahwa Putri sudah kehabisan uang sehingga mengikuti ajang kompetisi menyanyi seperti itu lagi. Tetapi Putri dengan bijak menyanggah hal tersebut dan mengatakan bahwa ia mengikuti ajang tersebut untuk menambah pengalamannya dan agar orang teringat kembali dengan sosok Putri.

Penyuka olahraga catur, tenis meja, renang dan ballball (bola besar dengan kerincing yang dicari sambil berlari) ini sempat satu bulan merasakan bersekolah di SMP negeri (inklusi) sebelum akhirnya memutuskan kembali bersekolah di swasta yang mengakomodir kebutuhannya. Saat ini Putri duduk di kelas VII kelas internasional di Tumbuh High School di Yogyakarta. Bagi Mama Reni, yang terpenting adalah Putri merasa nyaman dan aman di sekolah. Alhamdulillah, guru dan teman-temannya respect terhadap Putri.

Sense of Music Yang Menakjubkan

Tidak hanya memiliki suara emas yang diturunkan oleh sang Papa, ternyata Putri juga berbakat memainkan alat musik piano yang dipelajarinya secara otodidak. Berawal dari mendengarkan musik dan mulai memencet tuts piano, kemudian semakin mendalami. Ketika ditanya bagaimana caranya Putri bisa memahami kunci-kunci piano tersebut, Putri kebingungan menjelaskannya. Ya, sense of music Putri memang mencengangkan. Tak heran bila Putri bercita-cita ingin menjadi musisi internasional seperti Stevie Wonder dan Andrea Bocelli. Menurut Putri, meskipun mereka tunanetra tetapi mereka lebih dihargai di mata dunia. Itulah kenapa Putri ingin sekali go international.

Yakinlah Bahwa Kamu Bisa!

Bagi Putri, musik adalah bagian dari hidupnya. Ia bersemangat, berjuang, dan terus berkarya. Haters sekalipun, tidak membuatnya mundur untuk berkarier di musik. Dua adiknya juga memiliki talenta music. Davina, salah satunya, juga sudah mengikuti The Voice Kids Indonesia. Hebatnya lagi, tak hanya menyanyi, Putri juga senang mengaji. Ia kini sedang menghafal Juz 30. Masya Allah.




Kembali Beraktivitas Pascalibur Lebaran, Simak Tips Bekerja Efektif dan Lebih Fresh ala POCO

Sebelumnya

Viral Kabar Anak Kecil Dipaksa Orang Tuanya Nonton Film Siksa Kubur di Bioskop, Ini Masukan dari Praktisi Pendidikan

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Family