KOMENTAR

 

BERADA di kota ini, kita merasa seolah tinggal di zaman Fred Flinstones si manusia gua. Semuanya serba dari batu berwarna abu-abu kecokelatan. Dan serunya, semua keindahan itu bisa dinikmati dari balon udara seperti impian masa kecil kita.

Magnet wisata Turki bukan hanya Istanbul namun ada kota lain yang tak kalah populernya di kalangan wisatawan, yaitu Cappadocia. Kota ini banyak diminati wisatawan karena keunikan bangunan-bangunannya yang mayoritas terbuat dari batu yang dipahat dari zaman dulu. Tidak ketinggalan, sensasi pengalaman naik balon udara berwarna-warni.

Akses menuju Cappadocia terbilang mudah. Wisatawan bisa menggunakan moda transportasi darat dan udara. Dengan menggunakan bus, dapat ditempuh dengan 10-11 jam perjalanan dari Istanbul, atau 5-6 jam perjalanan dari Ankara. Alternatif lain bisa menggunakan kereta maupun pesawat udara. Untuk pesawat, selain lebih hemat waktu, banyak maskapai yang menawarkan harga promosi.

Setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam dari bandara Keyseri, kita tiba di Cappadocia. Pemandangan kota mengingatkan kita pada kehidupan di film The Flinstones. Pada film tersebut digambarkan bagaimana manusia hidup di rumah batu dan menggunakan peralatan rumah tangga yang terbuat dari batu pula.

Kota Bawah Tanah

Cappadocia terletak sekitar 200 mil di selatan Ankara, ibukota Republik Turki, dan membentang antara Gunung Taurus dan Laut Hitam. Sejauh mata memandang, bangunan-bangunannya  mayoritas terbuat dari batu yang dipahat ribuan tahun lalu. Kota ini pertama kali diukir oleh bangsa Het dari kerajaaan Hittites lebih dari 3.000 tahun silam. Kerajaan Hittites merupakan salah satu imperium termaju di dunia kuno yang berkuasa dari 1700 SM sampai 1190 SM. Cappadocia dalam bahasa lokal disebut juga Kapadokya (Land of Beautiful Horses) atau yang berarti negeri dengan kuda-kuda yang indah.

Kuda-kuda yang indah ini merupakan penggambaran dari wilayah Cappadocia yang terdiri dari lembah, ngarai, dan formasi bebatuan unik yang terbentuk akibat hujan dan angin yang mengikis permukaannya selama ribuan tahun. Batuan ini terjadi akibat erupsi gunung-gunung merapi ini terjadi selama 2 milyar tahun yang lalu. Juga karena kondisi alam, dan proses erosi alami oleh tenaga angin dan air berlangsung secara terus-menerus di perbukitan Kapadokya. Gejala alam ini menghaluskan permukaan atap-atap rumah kemudian menghasilkan bentuk aneh yang disebut dengan ‘fairy chimney’ atau cerobong peri dalam ragam rupa seperti jamur, rucing, topi dan kerucut.

Menurut sejarah dari literatur, dahulu Cappadocia adalah kota bawah tanah (underground city), yang memiliki bangunan sampai dengan tingkat 11 ke bawah. Penduduk di masa itu memahat batu-batu dan menggali tanah untuk dijadikan tempat tinggal , gereja, dan biara. Kota bawah tanah di Cappadocia ini mampu menjadi tempat tinggal bagi ribuan keluarga dengan jumlah anggota keluarga sampai 50 ribu orang. Tak heran jika Cappadocia menjadi salah satu UNESCO World Heritage Site.

Yang mengagumkan, bangunan- bangunan ini sudah ada sejak zaman kekaisaran Romawi, namun masih terlihat dalam kondisi yang cukup baik, hingga detail interior di dalamnya. Memang rumah-rumah di Cappadocia tidak lagi ditinggali oleh penduduknya, namun mereka mengubahnya menjadi hotel mewah, museum, butik-butik, bahkan restoran.

 

Pemandangan dari Langit

Pemandangan Cappadocia nan eksotik ini akan lebih mengagumkan jika kita lihat dari atas, apalagi dengan balon udara. Ya, balon udara inilah yang menjadi daya tarik utama wisata di Cappadocia yang sering ditampilkan di situs-situs pariwisata dan menjadi impian banyak orang untuk bisa merasakan sensasinya.

Pagi-pagi sekali, kita diajak menuju kantor penyedia jasa balon udara untuk menikmati sarapan pagi buffet. Setelah itu, kita dibawa ke suatu lokasi penerbangan yang terpencil, jauh dari balon-balon udara lainnya. Persiapan penerbangan balon udara Cappadocia ini menjadi satu pengalaman tersendiri, terutama bagi yang pertama kali menyaksikan balon yang luar biasa besar itu.

Sebelum terbang, para petugas mengisi balon dengan banyak sekali udara. Mereka menggunakan kipas angin besar untuk menggembungkan balon. Setelah kira-kira udaranya cukup, mereka menambahkan udara panas dengan membakar gas supaya balon bisa mengapung di atas keranjang dan cukup kuat untuk mengangkat para penumpang. Kita diperbolehkan naik ke keranjang balon udara setelah diberitahu peraturan yang harus dipatuhi. Di sisi keranjang dibuat celah-celah sebagai tangga untuk masuk ke dalamnya. Di tengah-tengah keranjang penumpang, ada area khusus untuk ‘pilot’ yang bertugas mengatur laju balon udara menggunakan tuas.

Setiap balon udara tidak sama jumlah penumpangnya. Kita akan mendapatkan pengalaman yang lebih personal sekaligus menikmati pemandangan dengan lebih leluasa bila tidak terlalu banyak penumpang dalam keranjang. Ada yang membawa 11 penumpang, ada yang membawa hingga 28 penumpang.

Kita naik dari samping tempat penumpang. Perlahan-lahan diiringi semburan gas yang terbakar, balon perlahan-lahan meninggalkan tanah dan mulai mengapung di udara. Benar-benar pengalaman yang sulit digambarkan. Tenang, halus, dan lancar. Tidak ada goncangan sama sekali. Sungguh luar biasa.

Cappadocia sulit diungkapkan dengan kata kata. Kita dibuat terpana dengan keindahan alam di sana. Tentulah kian menambah kekaguman kita pada kekuasaan Allah Swt. Dan karena kita tidak sendiri, pemandangan sekitar keranjang balon kita juga tidak kalah cantik. Ya, puluhan balon udara mengangkasa menghiasi langit.

Sang juru terbang pun pandai mengarahkan balon udara. Kita tidak hanya dibawa jauh tinggi tetapi juga terbang rendah sehingga bisa melihat dengan lebih jelas bukit-bukit batu Cappadocia. Pemandangan Cappadocia dari udara sangat sensasional. Sang ‘pilot’ sangat piawai mengarahkan balon udara. Ketika kita sudah sangat was was tidak bisa melewati bukit, ia berhasil membawa balon melewatinya. Tak ayal, para penumpang pun bersorak senang sambil bertepuk tangan.

Setiap detik yang berlalu selalu ada sesuatu yang baru untuk dilihat, dari hunian di gua yang aneh sampai ‘fairy chimney’ semuanya disajikan dalam sudut pandang yang berbeda dengan pemandangan hiking di lembah. Pemandangan alam ini dikombinasikan dengan kondisi cuaca terbang yang sempurna membuat balon udara ini mampu dikendalikan secara nyaman.Melalui atas permukiman, peternakan, hingga formasi batu-batuan, lembah-lembah yang mengesankan, juga kebun anggur dan kebun buah-buahan lain.

Penerbangan Mengesankan

Tidak terasa, petualang harus berakhir juga. Setelah sekitar 1 jam kita terbang di udara yang sangat dingin membuat otot kaki pegal, pilot kemudian memutuskan ini saatnya untuk mendarat dan mulai mencari lokasi pendaratan. Saat menunggu lokasi, kami melihat 2 mobil yang membantu mengejar kami di darat. Mereka memacu mobil mengikuti arah balon yang sudah terbang rendah. Pilot memutuskan untuk mendarat di sebuah tempat yang lapang dan memberitahukan kepada semua penumpangnya untuk bersiap di ‘landing position’ sekaligus menghentikan semua aktivitas foto.

Sebelum terbang, petugas sudah menginformasikan kepada para penumpang saat mau mendarat, tangan berpegangan pada tali di sisi dalam keranjang, dengan badan bersandar pada papan pemisah keranjang, serta memandang ke arah yang berlawanan dengan pilot.

Saat sudah dekat dengan tanah, beberapa orang staff menahan tali yang dilemparkan oleh pilot. Mereka kemudian dibantu oleh beberapa orang lainnya menjaga sampai balon diletakkan di atas sebuah mobil. Hanya goncangan kecil akibat benturan, sama sekali tidak mengerikan. Semua orang biasanya bertepuk tangan dan bahagia atas pendaratan ini.




Taylor Swift (Lagi-Lagi) Cetak Sejumlah Rekor Lewat Album Terbarunya, The Tortured Poets Department

Sebelumnya

Perjalanan Karier Widuri Puteri, Tuai Banyak Pujian Berkat Aktingnya di Film “Siksa Kubur”

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Entertainment