KOMENTAR

F: Apa tantangan mengelola anggota IPEMI yang jumlahnya semakin banyak?

IK: Salah satunya adalah lokasi anggota IPEMI yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Terkadang butuh usaha keras untuk menyambangi mereka. Saya dan beberapa pengurus ada yang takut dengan laut. Sementara di beberapa daerah, misalnya di Kepulauan Riau, kami harus menggunakan jalan laut untuk mengunjungi para anggota, terlebih di saat ombak pasang. Kami berpikir, inilah salah satu perjuangan untuk memberdayakan perempuan Indonesia.

F: Bagaimana IPEMI membuka mata perempuan Indonesia tentang pentingnya memiliki jiwa kewirausahaan?

IK: IPEMI berusaha agar enterpreneurship menjadi satu kurikulum di bangku Sekolah Dasar. Dengan demikian, jiwa kewirausahaan dapat dibina sedini mungkin. Di sekolah internasional, setiap bulan mereka memiliki program seperti mini bazzar atau market day. Saya ingin program wirausaha sejak dini masuk ke SD Negeri di seluruh nusantara.

 

F: Apa sebenarnya tantangan terbesar bagi perempuan untuk memulai usaha?

IK: Perempuan seringkali kurang kepercayaan diri sehingga banyak pertimbangan sebelum memulai usaha. Misalnya saja bingung modal didapat dari mana, kemudian takut merugi. Akhirnya jadi takut melangkah. IPEMI berusaha meningkatkan kepercayaan diri itu melalui para motivator, termasuk  dari Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perindustrian, dan pengusaha yang sudah terbukti kesuksesannya. Kami juga memotivasi para perempuan melalui program-program yang kami buat. Apa yang kami lakukan, insya Allah dapat menginspirasi para muslimah untuk berdaya.

F: Apa tips bagi para perempuan Indonesia yang ingin menjadi womanpreneur?

IK: Pertama, niatkan usaha kita sebagai ibadah. Dengan begitu, kita akan berusaha agar usaha kita bernilai halalan thayyiban. Kedua, izin suami. Ini adalah dukungan terbesar yang menjadi penyemangat kita untuk menjalankan bisnis. Ketiga, menjaga dan memperbesar jaringan. Salah satunya yaitu bergabung dengan komunitas seperti IPEMI. Kita dapat menimba pengalaman dari para pengusaha senior, mendapat ‘business coaching’ dari mereka agar wirausaha yang kita jalankan tepat strategi, dan tentu saja menambah relasi.

Keseimbangan Dunia & Akhirat

Kiprah Ingrid di IPEMI dijalani selaras dengan penampilan dan tindak-tanduknya yang kian religius. Di berbagai media, ibu dari Ziankha Amorrette Fatiah Syarief yang mulai beranjak remaja ini mengaku bahwa ia menjadi pribadi yang lebih tenang setelah memperdalam ilmu agama.

Sewaktu bersentuhan dengan kesibukan dunia politik lalu menjabat anggota dewan, Ingrid mengaku kesibukannya kala itu justru membuatnya merasa hampa. Sampailah ia pada satu kesempatan taklim dalam kajian yang diadakan salah satu sahabatnya. Ingrid mengaku menangis terharu saat itu, karena ia merasa menemukan apa yang ia butuhkan untuk menyejukkan dahaga spiritualnya. Kala itu ia belum berhijab. “Saya datang ke taklim yang para pesertanya menggunakan jilbab panjang. Ketika ustaz menerangkan tentang hukum menutup aurat, saya tersindir, tapi tidak merasa tersinggung,” kenang Ingrid.

Menggali Islam lebih dalam kini menjadi candu bagi Ingrid. Menurutnya, ia kini masih dalam tahap pembelajaran menjadi insan yang lebih baik. Kitab Riyadush Shalihin, tafsir qur’an, juga zikir pagi dan malam menjadi penenang hidupnya. Pun ketika ia memutuskan mendirikan taklim Al Fatimah yang kini juga sudah aktif di Bekasi dan Bogor. Menurut Ingrid, ia ingin menularkan kebaikan sebanyak-banyaknya karena ingin menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesama. Salah satunya, ia ingin menularkan kebaikan untuk berhijab bagi teman-teman yang belum menutup aurat.

Ingrid Maria Palupi Kansil bersyukur karena Allah memberinya hidayah dan melapangkan urusannya di dunia. Dimulai ketika menjadi mualaf, rezeki mengalir deras untuknya. Ditambah lagi ketika sang ayah yang sempat menentang keislamannya, juga kemudian memeluk Islam. Dan kini, Ingrid merasakan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki dengan terus menggali agama. “Jika dulu sering sekali marah, sangat perfeksionis, dan segala sesuatu yang saya mau harus didapat, kini saya lebih berpasrah dengan mengatakan inilah jalan yang Allah pilihkan untuk saya.”




Sekilas tentang Muslim Women Australia

Sebelumnya

Masnu’ah, Pahlawan Ketidakadilan Gender di Pesisir Demak

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Women