Ilustrasi
Ilustrasi
KOMENTAR

SEBAGAI seorang muslim, peduli terhadap sesama manusia adalah sebuah kewajiban. Hablum minallah (hubungan dengan Sang Khalik) menjadi ‘mentah’ manakala seorang muslim tidak memelihara hablum minannas (hubungan dengan sesama manusia). Menjaga hubungan baik dengan sesama manusia adalah satu bentuk ibadah, yang hasilnya bisa dirasakan semasa kita hidup di dunia.

Terlebih sebagai perempuan, kita sejatinya dianugerahi Allah nurani yang melahirkan kepekaan dan kepedulian yang kuat. Ibarat trah seorang ibu untuk berkewajiban melindungi anak-anaknya, maka perempuan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap orang lain yang membutuhkan uluran tangan.

Di negeri ini, banyak nama beken yang identik dengan kepedulian sosial. Sebut saja, dua menantu mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Annisa Pohan dan Aliya Rajasa yang peduli pemberdayaan perempuan dan pendidikan anak- anak melalui Yayasan Tunggadewi.

Melly Goeslaw yang menjadi duta kemanusiaan untuk rakyat Palestina. Dian Sastrowardoyo melalui Yayasan Dian Sastrowardoyo yang fokus pada pemberdayaan perempuan dan beasiswa bagi para siswa berprestasi tidak mampu.

Ada pula Wulan Guritno yang peduli penderita kanker, bersama para sahabatnya mengkampanyekan gelang harapan untuk menggalang dana juga menyediakan waktu berbagi kebahagiaan kepada para penderita kanker.

Cinta Laura, melalui Yayasan Soekarseno Peduli milik keluarganya, membangun sekolah gratis bagi anak- anak kurang mampu. Bahkan, artis muda berbakat Sherina Munaf pernah didaulat menjadi Duta UNICEF PBB di usia belia, 14 tahun.

Dari ranah bisnis, ada nama CEO Elcorps Elidawati Alioemar, melalui CSR Elcorps memberi beasiswa kepada mahasiswa berprestasi, donasi untuk Rumah Bersalin Cuma Cuma, Sekolah Pemimpin dan Dai Tangguh BMH, juga pembangunan masjid di dalam negeri serta Belanda, Belgia, dan Muallaf Center di New York, Amerika Serikat.

Kita juga pernah akrab dengan aksi beramal yang viral di media sosial pada tahun 2014, ice bucket challenge. Aksi menyiram badan dengan air es ini bertujuan meningkatkan kepedulian dan menggalang dana bagi para penderita Amyotrophic Lateral Sclerosis. Artinya, di tengah hingar-bingar zaman modern ini, rasa empati dan kepeduliaan sosial justru makin mudah ditularkan kepada orang banyak.

Jejak-jejak kemanusiaan juga diperlihatkan ACT (Aksi Cepat Tanggap) yang jangkauan bantuannya tak hanya diperuntukkan bagi orang banyak, Kelas Inspirasi yang para relawannya menjadi guru di berbagai daerah, kitabisa.com sebagai situs penggalangan dana, juga indorelawan yang menjadi jembatan antara institusi atau lembaga dengan calon relawan.

Empati Itu Ada

Sebagai perempuan, kita dianugerahi Allah nurani yang lebih peka untuk melihat ketidakharmonisan dan keterbatasan yang terjadi di sekitar kita. Perempuan kelak menjadi ibu, yang tentunya memiliki feeling lebih kuat untuk kepentingannya membesarkan dan mendidik anak- anak. Namun, jika kita mengabaikan nurani dengan mengorbankan diri ‘dikalahkan’ oleh kesibukan dunia, maka bukan tidak mungkin empati yang seharusnya melekat kuat di nurani, lambat laun akan
memudar.

Empati dalam pengertian psikologi adalah keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidenti kasi dirinya dalam keadaaan pikiran atau perasaan yang sama dengan orang atau kelompok lain. Artinya, kita bisa merasakan apa yang orang lain rasakan.

Saat orang menderita, kita tidak terpikir untuk merasa senang tentang itu karena kita mampu membuat diri kita merasakan sakitnya penderitaan orang tersebut. Misalkan dia berada dalam kesulitan ekonomi, kita dapat merasakan bagaimana susahnya mendapatkan kehidupan yang layak jika kita tidak mempunyai uang. Dengan berempati, maka otomatis kepedulian sosial kita akan muncul.

Empati juga menjadi satu perasaan penting yang harus dimiliki sejak dini. Anak-anak yang sudah diajarkan, diperlihatkan, dan dicontohkan tentang empati sejak kecil, insya Allah dapat tumbuh menjadi individu yang ringan tangan dan tidak mudah menyakiti orang lain.

Kita bisa melihat banyaknya kasus bullying karena banyak anak tidak diajarkan oleh orangtua mereka bahwa semua manusia adalah sama derajatnya di hadapan Allah Swt. dan siapa yang kebetulan berada pada posisi yang lebih baik, harus membantu sesamanya.

Mengapa seorang muslim harus memiliki rasa peduli terhadap orang lain? Karena kepedulian sosial itu akan mengikis kecintaannya terhadap dunia. Ia tidak hanya ingin menumpuk kekayaan tapi juga membaginya dengan orang yang membutuhkan.

Manusia yang teguh pada agamanya, sudah pasti mampu menghadirkan empati dalam dirinya. Hanya saja, apakah empati itu sudah cukup?

Itulah yang membedakan satu individu dengan lainnya. Ada yang memilih mendoakan dan menyimpan kepedulian itu untuk diri sendiri. Namun tak sedikit yang memilih untuk mendoakan sekaligus melakukan sesuatu untuk memperbaiki kondisi buruk yang menimpa orang lain.

Kesalehan Sosial Akan Menyembuhkan

Seperti disebutkan sebelumnya, bahwa hubungan kita kepada Allah tidak akan bernilai benar jika hubungan dengan sesama manusia tidak terjalin baik. Karena itu, kesalehan pribadi yang melekat dalam diri kita, harus dapat menjelma ke dalam kesalehan sosial agar pribadi kita menjadi sebaik-baik manusia karena eksistensi kita dapat memberi manfaat bagi orang lain.

Kesalehan sosial inilah yang melandasi kepedulian sosial dalam diri kita untuk membantu orang lain yang kesusahan. Sebuah tindakan, sekecil apapun, selama itu bernilai solusi, akan dapat bermanfaat bagi mereka yang membutuhkan. Perlu disadari, kepedulian sosial tidak melulu masalah materi.

Tapi juga dukungan moril, tenaga, pengetahuan, dan waktu yang kita curahkan untuk membantu mereka yang berada dalam kondisi sulit. Karena itu, kepedulian sosial bukan serta merta harus ditunjukkan oleh orang berada (orang kaya). Karena kaya harta tidak lantas kaya empati.

Ini artinya, meskipun kita tidak sekaya Melinda Gates, empati dalam diri kita seharusnya tetap mampu melahirkan kepedulian sosial. Kita dapat membantu orang lain sesuai kapasitas diri kita. Dengan ketulusan dan keikhlasan, bantuan kita tetap bernilai manfaat. Tidak perlu merasa kecil hati atau rendah diri karena kita belum mampu berbuat banyak seperti orang lain.

Muslim Wajib Peduli Sosial




Jemaah Haji Indonesia Mulai Berangkat ke Tanah Suci pada 12 Mei

Sebelumnya

Menlu Retno Marsudi: Indonesia dan China Sepakat Dukung Penyelesaian Konflik yang Adil untuk Palestina Melalui Two-State Solution

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel News